PWMU.CO – LDK PP Muhammadiyah melakukan kegiatan audiensi dengan Majelis Dikti Litbang Yogyakarta, Rabu (9/5/2024).
Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muchamad Arifin SAg MAg menghadiri langsung kegiatan audiensi ini didampingi oleh Sekretaris Dr Suhardin, wakil Sekretaris Dr Tohirin, Bendahara Mufid Habib Mustofa MSi, dan wakil Bendahara Kamarul Zaman SE.
Muchamad Arifin menjelaskan, audiensi ini bertujuan untuk membuka adanya peluang sinergi dakwah daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) dengan melibatkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di bawah naungan Majelis Dikti yang fokus dalam penyiapan sumberdaya dai dan sumber pendanaan nafkah dai.
Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan perkembangan dakwah 3T yang telah dilakukan oleh LDK. Saat ini, katanya, LDK memiliki kurang lebih 100 dai yang sedang melaksanakan pengabdian di daerah 3T dan tersebar mulai dari Aceh hingga Sorong, NTT.
“Namun kendalanya adalah kita kekurangan dai dan sekaligus pembiayaan mukafaah dai yang sedang ditugaskan tersebut,” ungkapnya.
Oleh karena itu, tegasnya, sinergi antara LDK dengan majelis Dikti bisa menjadi solusi. “Diharapkan PTM dapat turut berkontribusi dengan mengirimkan dai sekaligus membiayainya. Kami berharap setidaknya ada 5 dai yang bisa dikirimkan oleh setiap PTMA,” jelasnya.
Arifin lantas menawarkan beberapa program yang bisa dipilih oleh PTMA dalam menerima kerja sama pengiriman dai 3T ini.
“Pertama, dai pengabdian, yaitu mereka bisa stay di tempat pengabdian selama 1-2 tahun. Kedua, KKN di daerah 3T, ketiga dai MBKM daerah 3T, keempat pengabdian dosen untuk daerah 3T, dan kelima penelitian dosen di daerah 3T,” paparnya.
Ketua Majelis Dikti Prof Dr Bambang Setiaji MSi menyambut baik kedatangan LDK PP yang menawarkan sinergi dakwah 3T.
Dia memberikan kesempatan kepada LDK dalam forum pertemuan PTMA di SM Tower Yogyakarta, Sabtu (11/5/2024). “Untuk itu kami juga akan berikan surat pengantar agar LDK bisa roadshow ke seluruh PTMA se-Indonesia,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.