PWMU.CO – Kalau ada pejabat geger dengan Muhammadiyah itu artinya tidak mengetahui sejarah Muhammadiyah.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua PWM Jatim Prof Dr Thohir Luth MA saat membuka Pelatihan Motivator Pashmina dan Kader Kesehatan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur, Sabtu (11/5/2024). Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu-Ahad (11-12/5/2024).
“Muhammadiyah telah membuktikan mulai dari bidang kesehatan. Di Jatim kita punya 36 rumah sakit Muhammadiyah Aisyiyah dan 56 klinik Aisyiyah Muhammadiyah. Juga lembaga pendidikan,” ungkapnya di Gedung BPSDM Jawa Timur, Jalan Kawi Nomor 41 Kota Malang.
Prof Thohir lantas teringat pembicaraannya dengan mantan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa MSi. “Saya sudah bilang Bu Khofifah, kalau ada pejabat yang geger dengan Muhammadiyah, itu artinya tidak mengerti sejarah Muhammadiyah. Kontribusi kita luar biasa!” tegasnya.
Karena itulah, kata Prof Thohir, kader Muhammadiyah juga perlu mendapat dukungan dari pemerintah Jawa Timur. Ia pun mengharuskan para kader kesehatan dan motivator Pashmina di hadapannya untuk mampu membedakan asam sulfat dengan asam folat. “Ini peringatan agar tidak salah,” ujarnya bersambut tawa peserta.
Prof Thohir lalu menekankan, memotivasi generasi berikutnya di NA merupakan keniscayaan. “Dengan berbagai Ortom yang ada, memerlukan generasi yang tidak boleh stagnan. Pelatihan hari ini penting untuk melanjutkan upaya layanan Muhammadiyah untuk kepentingan yang lebih luas,” imbuhnya.
Di ujung sambutannya, Prof Thohir menyampaikan, “Orang masuk surga itu yang paling banyak saham spiritual. Berupa tenaga dan pikiran, pengabdian kita untuk kepentingan kemanusiaan. Itulah orang yang paling kaya.”
Di studi sains, katanya, orang kaya seperti ini insyaallah masuk surga duluan. “Karena itu, kekayaan ini perlu kita jaga, kita rawat, dalam rangka memberi manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan umat dan bangsa,” imbaunya.
Akhirnya Prof Thohir menegaskan, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat untuk manusia. Umat memberikan manfaat kepada sesama sehingga menjadi negeri yang baldatun thayyibah warabbun ghafur.”
Setelahnya, dengan mengucapkan basmalah, Prof Thohir secara resmi membuka pelatihan pagi itu. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni