PWMU.CO – Lima keuntungan orang yang mengaji disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Dr Saad Ibrahim di kajian rutin PDM Lamongan.
Acara bertempat di Masjid Ki Bagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Sabtu (11/5/2024).
Kajian yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh PDM Lamongan ini mengusung tema Urgensi Ukhuwah Islamiyah dalam Kehidupan.
Saad Ibrahim mengatakan lima keuntungan orang yang mengaji. Pertama, permudahkan jalan ke surga. Kedua, as-sakinah. Ketiga, ar-rahmah.
Keempat, malaikat yang turun memintakan ampun atas kesalahan dan dosa kita. Kelima, Allah membangga-banggakan kita.
Pak Saad, demikian sapaan akrabnya, mendasarkan pendapatnya itu dari beberapa buku Dr Ismail Ali Muhammad dengan judul Al-ukhuwah al-iIslamiyah.
Dia mengutip hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata Rasulullah saw bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah swt akan memudahkan baginya jalan untuk ke surga. Tidaklah satu kumpulan berkumpul di dalam sebuah rumah di antara rumah-rumah Allah, membaca kitab Allah (al-Quran) dan mempelajarinya sesama mereka melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), diliputi ke atas mereka rahmat dan dinaungi oleh malaikat serta Allah SWT akan menyebut mereka pada malaikat yang berada di sisi-Nya. (HR Muslim 4867).
Dia menegaskan hadits itu menyangkut senua yang hadir dalam kajian di masjid ini. Ketika sudah sampai di sini dan berkumpul di masjid ini, rumah Allah, dan membaca kitab Allah kemudian membahas dan mengkajinya maka akan mendapat ketenangan dengan cara yang mudah, dan mendapat rahmat Allah, serta akan dinaungi oleh malaikat.
Ukhuwah Islamiyah
Lantas dia menjelaskan tentang al-ukhuwah al-islamiyah. Ukhuwah artinya persaudaraan. Menjadikan pihak-pihak bersaudara.
Sedangkan al-islamiyah yang bersifat Islam, yang dinisbatkan kepada Islam.
“Bisa dimaknai dari dua sisi, yang satu mempersaudarakan satu sama lain sesama muslim, ini menggunakan kata al-ukhuwah al-islamiyah. Juga bisa dimaknai mempersaudarakan yang berdasarkan Islam baik di antara kaum muslim maupun dengan non muslim atau orang kafir,” jelasnya.
Jadi, ada ajaran Islam bagaimana kita tetap memandang yang lain itu sebagai saudara walaupun tidak muslim. “Maka itu bisa termasuk dari istilah al-ukhuwah al-islamiyah,” tuturnya.
Dia menerangkan lagi, ukhuwah berasal dari kata akh, akhun. Jamaknya aakho. Kata itu diimbangi dengan kata abun, ab, jamaknya aaba.
“Tapi juga ada bentuk jamak yang lain yaitu ikhwan ada juga ikhwah, ada lagi ukhwah,” kata Ketua PWM Jawa Timur periode 2015-2022.
Kata ikhwan, menurut Saad Ibrahim, umumnya digunakan untuk menyebut pertemanan dalam konteks pertemanan itu tidak harus ada ikatan tentang keagamaan.
Tetapi kata ikhwah dan ukhuwah digunakan untuk menyebut persaudaraan baik karena senasab maupun yang lain yang biasa kita sebut persaudaraan.
Itu awalnya dari wakho tapi huruf wau berubah menjadi hamzah akhirnya menjadi akho kemudian menjadi akh.
”Itu aslinya, awalnya, berarti qashada, menuju. Artinya ketika kita menuju ke suatu tempat harus ada pikiran dasarnya, bahwa tempatnya aman. Tempatnya berisi orang-orang yang bisa saya jadikan saudara saya,” kata doktor lulusan Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Maka ukhuwah islamiyah itu ikatan yang berdasarkan syara’ yang bersifat imani, rabani, teologis, kokoh, abadi yang ikatan tersebut menghimpun yang menyatukan antara kaum muslim dan juga seluruh muslim di manapun, kapanpun di bagian dunia ini.
Menurut dia, ajaran ini ajaran dari langit yang berbasis kepada syar’i yang dinisbatkan kepada syara’, sehingga disebut dengan syar’iyah yang di dalamnya ada keimanan dan kemudian rabani.
Ajaran ini, sambung dia, artinya tidak kontemporer tapi ajaran yang harus ditegakkan terus menerus. “Itulah yang dimaksud dengan al-ukhuwah islamiyah,” ujarnya.
Ukhuwah islamiyah itu ada kalanya bersifat umum, tapi ada kalanya bersifat khusus. Ada ukhuwah al islamiyah al ‘ammah dan ada ukhuwah islamiyah al-khossoh.
“Ukhuwah islamiyah yang ammah yaitu ukhuwah yang meliputi seluruh kaum muslimin di seluruh permukaan bumi ini dari yang dahulu sampai yang sekarang. Termasuk juga baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat maupun yang akan hidup,” ujar Direktur Pascasarjana UIN Malang tahun 2005 ini.
” Ukhuwah islamiyah al-khossoh atau yang khusus, bisa dalam konteks batas waktu, ada masa-masa sahabat. Makanya ada masa ukhuwah islamiyah para sahabat, ada ukhuwah islamiyah pada masa para tabi’in, dan seterusnya,” jelasnya.
Contoh seperti Nabi Muhammad mempersaudarakan antar muhajirin dan antara muhajirin dan anshar. ”Itu adalah al-ukhuwah islamiyah al-khossoh,” ujarnya.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto