PWMU.CO – Arbaiyah Yusuf, inisiator Tim Pokja Ismuba Jatim yang pantang menyerah itu wafat di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, Selasa (14/5/2024) pukul 00.15 WIB. Tim Pokja Ismuba ini bagian dari Divisi Ismuba Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Guru Bahasa Arab SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Luklu’ul Islamiyati SPdI yang ikut menjenguknya di rumah sakit mengungkap, “Sejak Ahad (12/5/2024) sore masuk rumah sakit karena sesak dan muntah. Hari Senin (13/5/2024) kondisi drop masuk ICU.”
Luluk yang tergabung pada Tim Pokja al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) yang digagas Bunda Ar–sapaan akrabnya–itu pun turut mengantar jenazah ke rumah duka di Ponorogo. Yakni ke Rumah Peradaban Paramulia di Jalan Jawa, Siwalan, Mlarak, ponorogo, Jawa Timur.
Saat mengantar itulah, salah satu anggota tim penulis buku bahasa Arab ini mengenang kebaikan Bunda Ar. “Beliau orang baik. Saya kenal dengan Bu Ar sejak menjadi Sekretaris Dikdasmen. Waktu itu ketuanya Pak Biyanto,” ujarnya mengawali.
“Beliau sangat concern (fokus) dalam Bahasa Arab. Kita di tim penulis buku bahasa Arab dituntun mulai dari bedah kurikulum sampai menjadi buku,” lanjut Luluk.
Di mata Luluk, sosok yang menginisiasi adanya tim Pokja Ismuba Jatim itu dalam kesehariannya menunjukkan sikap konsisten dan pantang menyerah.
Rekannya di tim Pokja Ismuba Jatim Anis Shofatun SSi MPd juga merasakan duka mendalam atas kepergian Bunda Ar. “Kami baru berencana Selasa menjenguk beliaunya. Ya Allah. Besok Selasa-Rabu ini kita ada kegiatan di Sidoarjo sama Divisi Ismuba Jatim,” terangnya.
Anis menceritakan, sejak 2016 ia diajak Bunda Ar bergabung di Pokja Ismuba PWM Jawa Timur untuk pengembangan kurikulum Ismuba. “Mulai dari penyelarasan kurikulum Ismuba hingga kepenulisan buku ajar siswa,” kenangnya.
Di mata Anis, Bunda Ar orang yang sangat energik dan progresif dalam menggerakkan dan memajukan pendidikan Muhammadiyah di Jawa Timur. “Beliau selalu menstimulasi kami di tim Ismuba untuk terus bergerak dan berproses cepat memfasilitasi kebutuhan pembelajaran di Ismuba Jatim sehingga menjadi lebih unggul dan diminati, punya kekhasan tersendiri,” terangnya.
Tak hanya itu, menurutnya Bunda Ar sangat peduli terhadap anak-anak buahnya. “Masih ingat saya, saat saya sedang sakit, saya berkali-kali ditelepon dan ditanya kabarnya dan dipangilkan tukang pijat terapis pribadi beliau,” ungkap Anis.
Berdedikasi Tinggi
Guru SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas) itu lanjut mengenang, “Terakhir, sekitar akhir November 2023, kami tetap diajak kolaborasi kepenulisan.”
Pada buku Bunda Ar berjudul ‘Penguatan Pendidikan Karakter: Mengembangkan Kepribadian Utama Entitas Individualiteit Perspektif Pendidikan Holistik dan Merdeka Belajar’, Anis menjadi salah satu editornya. Ia menjadi editor bersama Dr Mohammad Tajab MA dan Hotimah Novitasari SHum MAg.
Ia lantas menunjukkan fotonya paling berkesan bersama almarhumah. Yakni saat dua buku Kemuhammadiyahan selesai mereka tulis.
Di tim Ismuba, lanjut ibu dua anak ini, sebenarnya ada satu buku yang sudah rampung cuma belum naik cetak. “Kepenulisan dengan beliau juga tentang Progressif Learning namun keburu beliau sudah tidak di Majelis Dikdasmen PWM Jatim,” tuturnya.
Saat ini, kata Anis, karena Dr Arbaiyah Yusuf MA mendapat amanah sebagai Wakil Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal (PNF) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah maka penanggung jawab Tim Pokja Ismuba Jatim itu beralih ke Dr Muadz dan Dr Fazlur Rahman dari Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jatim.
Dalam derai air mata, Penanggung Jawab Mata Pelajaran Bahasa Arab Pokja Ismuba Divisi Ismuba Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Waviq Amiqoh MPdI juga menyampaikan, “Bunda Arbaiyah memiliki kesan istimewa di tim Pokja Ismuba. Sosoknya sangat melekat dengan dedikasi yang tinggi pada persyarikatan Muhammadiyah. Beliau hadir dan terjun secara langsung untuk membimbing tim Pokja Ismuba.”
Waviq menilai, “Kehadiran beliau membentuk karakter tim untuk berdedikasi dan berdaya juang tinggi pada persyarikatan. Beliau tanpa ragu membimbing kami secara langsung di rumah beliau untuk menyelesaikan deadline buku Ismuba khususnya Mata Pelajaran Bahasa Arab.”
Guru yang sehari-harinya mengabdi SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (SD Berlian) ini juga menilai, “Sosoknya yang sangat sederhana dan mengayomi menjadi teladan bagi kami.”
Waviq pun tak bisa lanjut mengungkap perasaan dan kenangannya. Ia masih berderai air mata. “Terlalu menyesakkan sampai belum bisa mengungkapkan,” imbuhnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni