PWMU.CO – Lima buku antologi karya kelas 5 SD al-Kautsar Kota Pasuruan diluncurkan, Sabtu (11/5/2024).
Acara berlangsung di Aula Khadijah SD al-Kautsar dihadiri Pengawas SD, Kepala Perpustakaan Kota Pasuruan, Jajaran Dikdasmen, guru SD al-Kautsar, dan wali murid kelas 5.
Lima buku antologi yang diterbitkan tahun ini berasal dari lima kelas. Kelas 5a dengan judul Misi Detektif Kelas Lima, kelas 5b berjudul Misi Rahasia Anak Super, kelas 5c berjudul Misi Rahasia di Sekolah.
Kelas 5d menerbitkan buku Misi Penyelamatan Hewan-Hewan Kecil dan kelas 5e menulis buku berjudul Misi Melawan Bahaya Games Online.
Peluncuran buku ini disambut gembira para wali murid yang anaknya ikut menulis di buku ini. ”Saya senang dan terharu anak saya ternyata bisa menulis dan masuk dalam buku antologi ini,” ujar wali murid kelas 5.
Kepala SD Al-Kautsar Mustakim mengatakan, penerbitan buku ini untuk memotivasi anak agar terbiasa berliterasi . Saat ini tingkat literasi anak-anak masih rendah. Dengan kebiasaan menulis membuat tingkat literasi anak-anak meningkat,” katanya.
Senada disampaikan Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Pasuruan Mokhamad Fatoni. Dia menyampaikan, data PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2022, tingkat literasi masyarakat Indonesia berada di ranking 11 dari bawah dengan jumlah peserta yang disurvei sebanyak 81 negara.
”Tingkat ASEAN hasil PISA, Indonesia masih di bawah Thailand, tepatnya di urutan 6 dari 8 negara,” ujarnya.
Menurut dia, meningkatkan minat dan motivasi membaca itu bisa dilakukan secara internal maupun eksternal.
”Secara internal bisa dengan sungguh-sungguh menerapkan ajaran Islam untuk membaca. Menyadari betapa pentingnya kemampuan literasi ini untuk meraih cita-citanya. Faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dan rumah cukup menentukan peningkatan minat baca ini,” kata Fatoni.
Lingkungan sekolah ini, sambung dia, cukup signifikan membuat para siswa suka baca. Ciptakan suasana belajar mengajar yang memosisikan murid sebagai subjek belajar. Perpustakaan yang baik, suasana yang nyaman, buku yang banyak dan variatif. Membuat pojok-pojok literasi di kelas maupun tempat di mana para murid berkumpul.
”Begitu juga dengan suasana rumah, orangtua harus memberi contoh dalam berliterasi dan mengurangi terlalu banyak nonton TV maupun update status di medsos,” tuturnya.
Dengan mengutip data BPS tahun 2018, Ketua Dikdasmen menyampaikan, persentase nonton TV pada anak usia 10 tahun ke atas lebih besar daripada membaca surat kabar atau majalah. Menonton TV sebesar 93,02 persen dan membaca 14,92 persen.
”Penting juga peran pemerintah dalam membudayakan literasi. Dalam hal ini perpustakaan pemerintah untuk membuat pojok-pojok literasi di berbagai sudut kota tempat kerumunan orang. Walaupun saat ini yang bermunculan berupa kafe-kafe,” katanya.
Penulis Mokhamad Fatoni Editor Sugeng Purwanto