Impian Timnas U-23 yang Tertunda oleh Bening Satria Prawita Diharja, guru olahraga di Gresik.
PWMU.CO – Impian timnas Garuda Muda, sebutan Timnas U-23, melaju ke Olimpiade Prancis 2024 kandas oleh keputusan wasit memberi hadiah penalti untuk tim Guinea, Kamis (9/5/2024).
Kejadian itu di babak pertama menit ke 28. Ketika kapten Witan Sulaiman ‘tak sengaja’ menyentuh Algassime Bah yang berlari di luar kotak penalti Garuda Muda sehingga terjatuh.
Sepakan keras kaki kiri Illaix Moriba, mantan pemain Barcelona yang saat ini bermain untuk klub Getafe Spanyol, dari titik dua belas pas menghujam deras ke sebelah kanan gawang Ernando Eri Prasetyo. Skor berubah menjadi 1-0.
Pemain dan ofisial Garuda Muda kecewa dengan keputusan penalti wasit Francois Letexier asal Prancis itu.
Stadion Clairefontaine Prancis menjadi saksi perjuangan Garuda Muda merebut tiket terakhir Olimpiade Paris 2024 yang akan diselenggarakan Agustus tahun ini.
Di babak kedua makin panas lagi. Timnas kena hukuman penalti lagi. Di menit ke-73, Alfeandra Dewangga mentekel bola dari kaki Algassime Bah. Wasit langsung menjatuhkan penalti.
Di pinggir lapangan pelatih Shin Tae Yong protes keras dengan berteriak ke wasit. Akibatnya dapat kartu kuning. Shin makin keras berteriak. Langsung kena kartu merah. Shin harus keluar lapangan.
Beruntung tendangan penalti Algassime Bah membentur gawang. Skor tetap 0-1. Meski begitu Guinea lolos masuk Olimpiade.
Sebelumnya Timnas U-23 telah berlaga di Piala Asia Qatar 2024 yang terhenti di babak semifinal dikalahkan oleh Uzbekistan.
Prestasi dalam pertandingan dunia oleh squad asuhan coach Shin Tae Young sudah bagus. Sebab target PSSI bisa masuk delapan besar telah tercapai.
Apalagi pembentukan Timnas dengan berbagai polemik yang dihadapi. Mulai penolakan klub liga 1 atas pemanggilan beberapa pemainnya dengan alasan bukan agenda resmi FIFA. Kemudian cibiran dari pengamat sepakbola yang malah menggembosi. Juga pemain naturalisasi yang susah perizinannya.
Coach Shin tetap percaya diri berangkat dengan squad yang ada. Memang ada gap pemain antara satu dengan yang lain selama laga berlangsung.
Tercatat Shin hanya memainkan 15 pemain selama pagelaran dari 22 pemain yang dibawa. Kurangnya jam terbang beberapa pemain muda yang berlaga di liga 1 dan 2 mengakibatkan coach Shin dan staf pelatih berusaha menampilkan komposisi terbaik di setiap pertandingan.
Sebanyak 15 pemain itu andalannya. Sisanya terus duduk di bangku cadangan.
Prestasi Timnas U-23 dengan kapten Rizki Ridho, arek Surabaya ini sempat mengejutkan yang menggairahkan sepakbola di Indonesia menghangat lagi. Ada harapan masuk final AFC dan melaju ke Olimpiade 2024.
Pertandingan AFC dan olimpiade menunjukkan pemain muda Indonesia jika berlatih oleh tangan yang tepat dan manajemen bola juga baik bisa menjadi tim tangguh.
Arya Mahendra Sinulingga, Exco PSSI, dalam sebuah wawancara pernah mengatakan, Timnas Garuda untuk meraih prestasi di level benua Asia dibutuhkan waktu 6 – 10 tahun. Dengan syarat pengelolaan liga dan kompetisi usia muda berjalan baik.
Semoga impian timnas yang tertunda untuk menang di laga dunia segera terwujud dalam pertandingan berikutnya.
Editor Sugeng Purwanto