PWMU.CO – Saling curhat soal pendidikan berlangsung dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan Daerah Nasyiatyul Aisyiyah (PDNA) Se-Wilayah Kerja Balapan yang digelar di Graha Ahmad Dahlan, Jalan Soekarno-Hatta 94 B Kota Probolinggo, Ahad (12/5/2024).
Kegiatan ini bersamaan dengan rakor PDM sewilker Balapan yang meliputi Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, dan Pasuruan.
Ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali secara bergantian. Semua organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah berkumpul dan mengikuti acara pembukaan. Setelah itu setiap ortom dipersilakan masuk ke ruangan yang sudah disediakan. Salah satunya ortom putri yaitu Nasyiatul Aisyiyah.
Dalam rakor PDNA sewilker Balapan, Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Probolinggo Safitri Dia Pramita MPd memberikan materi di bidang pendidikanbertema ‘Strategi dan Inovasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)’.
Dia menerangkan PDNA Kota Probolinggo mayoritas anggotanya adalah pendidik. “Begitu pula dengan Ayunda sekalian yang PDNA-nya telah memiliki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Insyaallah bermanfaat,” katanya.
Fitri menjelaskan lima trik untuk mendapatkan murid banyak:
- Membuat kemitraan atau kerja sama dengan wali murid atau mantan wali murid. Bisa juga bermitra dengan guru kelompok bermain yang siswanya akan lulus.
- Mempublikasikan aktivitas sekolah melalui sosial media agar di kenal Masyarakat
- Adakan open house/trial class yaitu kelas percobaan untuk anak yang usianya siap masuk taman kanak-kanak
- Mengadakan festival dengan kegiatan menarik seperti festival mewarnai dan lainnya.
- Menjemput bola. “Ini memang butuh perjuangan guru-guru, karena harus mendatangi rumah warga yang memiliki anak seusia yang dibutuhkan,” tambahnya.
Sharing Pendidikan
Pada sesi berbagi (sharing) pengalaman Reny Mufidah, dari PDNA Kabupaten Pasuruan, bertanya, ”Dari ulasan tadi sekolah yang diunggulkan yaitu sekolah yang memiliki fasilitas lengkap dan besar. Jika PAUD Dina atau lembaga pendidikan Nasyiatul Aisyiyah seperti kami, secara fisik masih sederhana dan memiliki finansial rendah. Apakah yang harus kami promosikan untuk meningkatkan kepercayaan kepada sekolah kami agar mendapatkan siswa yang banyak?”
Fitri pun memberi kesempatan kepada Bendahara PDNA Kota Probolinggo Ulul Azmi SPd untuk menjawab pertanyaan tersebut.
“Seperti di lembaga tempat saya bekerja yang tidak memiliki gedung yang besar”, ujar guru di TK Aisyiyah IV Kota Probolinggo itu.
Dia menjelaskan, jika promosi sekolah belum bisa dari segi fasilitas, maka bisa dari keunggulan sekolah. Misalkan prestasi murid, kegiatan pembelajaran, outing class, dan kegiatan keagamaan, dan lainnya.
“Guru harus rajin posting di media social beserta wali murid. Siapa tahu wali murid tersebut memiliki relasi yang banyak dan ada yang tertarik untuk menyekolahkan putra-putrinya ke lembaga kita,” tambahnya.
Dari Bondowoso, Septy Holisa menyampaikan kondisi PDNA-nya yaitu telah memiliki PAUD Dinar namun tidak secara langsung dikelola oleh PDNA dan masih dalam pengawasan Aisyiyah. Dia juga menyampaikan keluhannya terkait kaderisasi di daerahnya.
“Nah, sepertinya hampir semua PDNA mengalami hal yang sama. Kami masih belum punya cabang dan berencana untuk melaksanakan Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA),” ungkapnya.
Solusi terkait kaderisasi datang dari Mutthoharoh, utusan PDNA Lumajang. Dia menyampaikan PDNA bisa meminta rekomendasi langsung dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA).
Disambung lagi dari Ayunda Sunnah, dari PDNA Banyuwangi. “Bisa juga mengomunikasikan ke PDM dan PDA agar memberikan kebijakan untuk guru-guru di amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah harus aktif di ortom Muhammadiyah.
Diskusi tambah seru. Ada curhatan, motivasi, kendala, dan solusi yang dibahas. Acara ditutup dengan doa dan berfoto bersama. (*)
Penulis Wike Widiawati Editor Mohammad Nurfatoni