PWMU.CO – Tim Alpha Centaury dari SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik Jawa Timur lolos dan berhasil masuk 10 Finalis Kalbe Junior Science Award (KJSA) 2024), Selasa (14/5/2024).
Alpha Centaury yang terdiri dari Kayyisah Zarifah Mazaya Kisna, Athiyah Fahitah, dan Idelia Sakhi Hermawan dengan pembina Ria Eka Lestari SSi berhasil masuk finalis setelah sebelumnya alat yang mengangkat isu kesehatan mental ini termasuk 20 semi finalis 25 April 2024 lalu yang diumumkan lewat media sosial Instagram KJSA.
Ria Eka Lestari mengungkapkan ada berbagai perubaan pada alat yang mereka kreasikan. “Terutama dari segi dimensi, yang awalnya berupa kotak yang besar sekarang bentuknya seperti jam tangan, ringan untuk dibawa ke mana-mana,” ungkap Tari sapaan akrabnya.
Tari kemudian menceritakan detail kegiatannya hingga lolos menjadi 10 finalis. Pertama adalah konsultasi ide projek dengan Kakak Mentor dari Prestasi Junior Indonesia (PJI). “Kakak mentor tim Alpha Centauri bernama Kak Lutfi,” ujarnya mengawali detail kegiatannya yang berlangsung secara online lewat aplikasi Zoom selama empat kali pertemuan.
Mentoring pertama, mentor meminta kita untuk mensimulasikan penggunaan alat, sehingga mentor memberikan beberapa pertanyaan dan saran. Kemudian mentoring kedua, tim Alpha melakukan upgrade dan pengembangan alat sesuai arahan mentor.
Pada mentoring ketiga, guru IPA ini menjelaskan tim diminta untuk membuat video yang menjelaskan secara terperinci jalan kerja alat sesuai dengan story board dan alur yang diberikan oleh mentor.
“Nah pada mentoring keempat, Kaka Mentor melatih Tim Alpha Centauri dengan beberapa pertanyaan selevel juri final, tentu ini untuk persiapan final penentuan juara,” katanya.
Penanggung jawab bimbingan konseling ini merasa tidak menyangka bakal lolos dan masuk 10 finalis. “Tidak menyangka, karena saat di semifinal, kami melihat karya semifinalis lain itu bagus-bagus dan idenya juga luar biasa tidak terpikir oleh kami. Semua tim fokus pada kesehatan fisik sedangkan alat kami itu beda sendiri yaitu kesehatan mental,” tuturnya.
Alat Alpha Centauri yang diberi nama Panic Button ini berupa kotak kecil yang dapat dipasang pada bergelangan tangan. Ketika ada perudungan terjadi, maka siswa korban dapat pengirim pesan dengan menekan tombol pada alatnya dan sinyal itu akan terkirim ke guru lewat aplikasi Whatsapp.
Alat tersebut diciptakan berkat kerja sama dengan tim robotika SDMM. Pembina robotika SDMM Muchammad Rahmadhony menjelaskan alat yang berbasis IoT (Internet of Things) itu dapat mengirim pesan notifikasi letak perudungan lewat internet dan aplikasi berbasis pesan seperti Telegram, yang berkembang sehingga pesan dapat diterima juga lewat Whatsapp.
Doni sapaan akrabnya kemudian menjelaskan perubahan dan bentuk pengembangan alatnya sehingga berhasil memikat juri.
“Untuk pengembangan yang jelas perubahan ukuran dengan dimensi lebih kecil, mengganti push button dengan sensor touch button agar efisien saat digunakan, serta optimasi program menggunaka Arduino IDE,” ungkapnya. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid. Editor Ichwan Arif.