PWMU.CO – Takziah In Memoriam Dr Dra Arbaiyah Yusuf MA berlangsung di Rumah Peradaban Mlarak Siwalan Ponorogo, Selasa (14/5/2024).
Anggota Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah Arbaiyah Yusuf telah wafat di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, Selasa (14/5/2024) pukul 00.15 WIB.
Hadir dalam Takziyah In Memoriam itu Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Dr Biyanto yang juga dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.
Juga hadir Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jatim Dr Khozin yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Malang, dan Prof Dr Dzoul Milal, Ketua PDM Sidoarjo yang juga dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.
Arbaiyah Yusuf kelahiran Dusun Mlarak Siwalan Ponorogo, 3 Mei 1964 wafat di usia 60 tahun. Dari pernikahannya dengan Zainal Arifin MPdI, ia meninggalkan seorang anak, Gusti Sultan Arifin STrT.
Wanita energik dan progresif ini berjasa untuk menggerakkan dan memajukan pendidikan Muhammadiyah.
Salah satu buku karyanya berjudul Penguatan Pendidikan Karakter: Mengembangkan Kepribadian Utama Entitas Individualiteit Perspektif Pendidikan Holistik dan Merdeka Belajar.
Para pakar pendidikan yang hadir dalam takziyah di rumahnya memberikan kesaksian sosok Arbaiyah Yusuf dalam memajukan pendidikan Muhammadiyah.
Prof Dr Biyanto MAg yang pernah menjabat Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim mengatakan,”Saya bersaksi bahwa almarhumah Dr Arbaiyah Yusuf merupakan aktivis dan pejuang yang sangat tangguh di Muhammadiyah. Terutama dalam mewujudkan pendidikan Muhammadiyah yang unggul.”
Menurut Biyanto, Bu Ar, sapaan akrab Arbaiyah Yusuf, merupakan pencetus konsep Muhammadiyah Branded School (MBS).
Konsep ini lantas menjadi dokumen resmi Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. MBS ini kemudian dikembangkan menjadi instrumen untuk menilai sekolah/madrasah Muhammadiyah.
”Dari sinilah kita mengenal karakter sesungguhnya dari sekolah Muhammadiyah. Bu Ar pula yang mengusulkan ada kategori Inspiring School, Excellent School dan Outstanding School sebagai label sekolah unggul Muhammadiyah,” katanya.
Bu Ar, sambung dia, juga mengawal penyusunan peraturan kepegawaian, peraturan keuangan, dan peraturan pengangkatan pemberhentian kepala dan wakil kepala sekolah Muhammadiyah.
”Di bawah supervisi Bu Ar, buku-buku Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) terus dikembangkan lebih berkualitas,” tuturnya.
”Semoga legacy yang begitu banyak menjadikan Bu Ar memperoleh tempat yang mulia di sisi Allah swt. Bagi saya, Bu Ar adalah pekerja keras yang telah mengabdi dengan tanpa batas untuk Muhammadiyah Jawa Timur. Bu Ar benar-benar mengamalkan pesan KH Ahmad Dahlan: Ojo pegel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah.”
Prof Dr Khozin MSi, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jatim 2022-2027 menyampaikanBu Ar telah meninggalkan warisan yang sangat berharga di Majelis Dikdasmen dan PNF di Jawa Timur tentang konsep memajukan sekolah Muhammadiyah.
”Dedikasi luar biasa dalam pengembangan pendidikan Muhammadiyah. Beliau totalitas dalam mengawal perubahan pendidikan Muhammadiyah hampir tidak mengenal waktu,” ujarnya.
Dia menceritakan, ada banyak jejak peninggalan almarhumah dalam menggawangi Majelis Dikdasmen PWM Jatim mulai dari lomba ME Award, ME Comfest, M-ICO hingga Tradisi Literasi di Sekolah.
”Karena itu ketika saya menerima amanah sebagai Ketua Majelis Dikdasmen menggantikannya saya sampaikan di hadapan PWM, dengan mengucap bismillah amanah ini saya terima, semoga saya bisa menjaga warisan prestasi Bu Arbaiyah. Karena bagi saya bisa menjaga warisan ini saja sudah luar biasa, apalagi bermimpi melampauinya,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo Prof Dr Dzoul Milal mengatakan, Bu Ar itu orangnya kalau punya rencana sangat gigih dan berusaha keras untuk mewujudkannya.
”Terkadang seperti gak telaten jika melihat rencananya belum terealisasi,” cerita Dzoul Milal yang pernah menjabat Ketua Divisi Ismuba Majelis Dikdasmen PWM Jatim.
”Kadang terkesan, tugas yang sudah didelegasikan ke orang lain, mau di-handle sendiri. Itu semata-mata karena gak telaten melihat action yang tidak seperti diharapkan,” katanya.
Untuk mencapai tujuan itu, sambung dia, Bu Ar terkadang terkesan lupa waktu, dan inginnya bekerja dan selalu bekerja segera tuntas. Dia itu workoholic.
Penulis Gondo Waloyo Editor Sugeng Purwanto