Lazismu Sidoarjo Bantu Usaha Otak-Otak Bandeng Keluarga Yatim; Liputan Yekti Pitoyo
PWMU.CO – Sejak 15 tahun lalu, Nurul Hidayati (46) merintis usaha bandeng presto dan otak-otak. Ia hidup berdua dengan anaknya Afnannafi Icha Azzahra yang masih sekolah SMA kelas X, sejak suaminya meninggal pada tahun 2017.
Menurut keterangannya, resep bandeng presto dan otak-otak yang diproduksinya selama ini dari belajar otodidak. Kebetulan tempat tinggalnya di lokasi pertambakan bandeng, sehingga mudah mendapatkan bahan baku ikan bandeng segar.
“Setiap dua hari sekali saya mengolah 15 kg bandeng. Saya jual dengan kemasan plastik seharga 15 ribu, isi 2. Saya jualan mangkal dengan sepeda motor di lokasi pasar kaget di Betro, Sedati, mulai pukul tujuh pagi. Biasanya sebelum jam 11 siang sudah habis. Kalau belum habis, saya tawarkan keliling ke pelanggan-pelanggan di sekitar sini,” ceritanya ketika ditemui PWMU.CO di rumahnya di Desa Segorotambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (15/5/2024).
Dari hasil usaha inilah Nurul mencukupi kebutuhan biaya sekolah dan biaya hidup sehari-hari. Selain memproduksi bandeng presto yang dijual rutin setiap hari, Nurul juga menerima pesanan bandeng presto dan otak-otak bandeng.
“Untuk pesanan bandeng presto dan otak-otak dengan merk ICHA ini yang biasanya dipesan untuk oleh-oleh atau acara hajatan, ukuran bandengnya lebih besar sekitar 1/2 kg per ekor. Setiap kotak saya jual seharga 18 ribu. Monggo kalau mau pesan untuk oleh-oleh atau acara hajatan bisa hubungi nomor WhatsApp saya 0878-5214-0310, insyaallah presto dan otak-otak saya ini bisa tahan sampai 3 hari,” tambahnya dengan nada promosi,” jelasnya.
Otak-otak bandeng merupakan olahan ikan bandeng yang dagingnya dikeluarkan tanpa merusak kulit ikan, kemudian dibumbui, dikukus lalu digoreng dengan dilumuri kocokan telor.
Sebetulnya Nurul sudah lama berkeinginan memiliki dus atau packing produknya dengan kotak full colur agar ada peningkatan pemasaran dan penjualan sehingga produknya bisa naik kelas untuk layak menjadi pilihan oleh-oleh khas Sidoarjo.
“Packing full colur itu harganya mahal karena minimal harus cetak seribu. Dengan kondisi keuangan saya yang terbatas ini, rasanya tidak mungkin bisa mencetak kemasan seperti itu. Alhamdulillah, akhirnya impian saya untuk mengembangkan usaha makanan olahan ikan khas Sidoarjo ini bisa terwujud, bisa memiliki packing bandeng full colur, yang tidak kalah bagus dengan yang dijual di toko-toko oleh-oleh di Sidoarjo. Pembuatan packing ini mendapat bantuan dana dan pendampingan dari Lazismu Sidoarjo,” lanjutnya.
Nurul Hidayati adalah salah satu penerima bantuan Program Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Binaan Lazismu Kategori Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Yatim.
Program tersebut hasil kerja sama Lazismu Sidoarjo dan Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Bank Mega Syariah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni