PWMU.CO – Orang Muhammadiyah harus bergerak terus mewujudkan Islam berkemajuan, kalau mandeg bakal berdiri Majelis Rasan-rasan.
Hal itu disampaikan Suharyo AP, penasihat PDM Lumajang dalam Halalbihalal Muhammadiyah Lumajang di Gedung Aula KH Abdi Manaf, Ahad (19/5/2024) siang.
Acara dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Aisyiyah, Ortom, dan, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Lumajang.
Suharyo mengatakan, pentingnya menjaga konsistensi Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan.
“Orang Muhammadiyah itu kecerdasannya di atas rata-rata. Bicara dengan orang Muhammadiyah tidak perlu terlalu detail, intinya saja sudah paham,” kata Suharyo yang pernah menjabat Ketua PDM Lumajang dua periode..
Ia menekankan keberanian dalam menghadapi tantangan dan keyakinan pada pertolongan Allah sangat penting untuk mencapai kesuksesan mewujudkan pembangunan amal usaha.
“Ketika punya rencana membentuk Pimpinan Cabang Muhammadiyah maka harus berdiri ranting dulu, syarat ranting harus ada amal usaha, minimal majelis pengajian. Itu nanti energinya akan menuju kepada kesuksesan,” jelasnya.
Suharyo menegaskan gerakan dakwah Muhammadiyah harus terus berkemajuan dan tidak boleh stagnan, mandeg, atau berhenti.
“Jika tidak bergerak, biasanya orang akan rasan-rasan koncone. Ghibah orang lain karena tidak punya pergerakan,” katanya.
”Apa perlu dibentuk Majelis Khusus Rasan-rasan untuk mengatasi kecenderungan tersebut,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Ia juga menyoroti peran penting masjid dan pendidikan dalam gerakan Muhammadiyah.
“Kita punya kurang lebih 60 masjid se-Kabupaten Lumajang. Jika kita warnai masjid-masjid itu dengan gerakan kita, maka warga yang pernah ke masjid itu otaknya nanti akan terkonsep dengan pikiran-pikiran Muhammadiyah,” katanya.
Dengan jumlah 5.000 siswa yang dididik setiap hari oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah-Aisyiyah di Lumajang, Suharyo yakin mereka kelak menjadi pemimpin yang militan di Muhammadiyah di masa depan.
Lantas dia menyinggung peran Lazismu dalam memperkenalkan visi dan misi Persyarikatan, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
“Lazismu adalah ujung tombak Muhammadiyah dalam mengatasi berbagai masalah sosial. Saat terjadi erupsi Semeru, banyak yang berempati dan mengirimkan bantuan dana via Lazismu,” katanya.
Dia menegaskan, keberhasilan Lazismu di Lumajang dalam mengatasi berbagai masalah ini membuktikan betapa besar pengaruh dan kontribusi Lazismu kepada Muhammadiyah untuk masyarakat.
Penulis Rizal Mazaki Editor Sugeng Purwanto