PWMU.CO – Kampanye Stop Bullying berlangsung di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Taman Sidoarjo, Jumat (17/5/2024).
Acara diadakan siswa kelas 5 dalam program Student Fair di Auditorium. Dikemas dengan berbagi cerita, pengalaman, dan pendapat tentang bullying, seperti memanggil teman dengan nama bapaknya, mengejek, bersikap kurang menyenangkan kepada teman.
Kegiatan diawali penggalian informasi pengetahuan siswa tentang bullying dan jenisnya. Kemudian berbagi pengalaman apakah pernah menjadi pelaku atau korban. Diakhiri dengan anjuran hindari bullying.
Tampilan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama kelas 5 Netherlands dan 5 Firdaus. Sesi kedua kelas 5 Royyan dan 5 Firdaus.
Presentasi kelas 5 Netherlands diwajibkan menggunakan Bahasa Inggris. Dalam satu kelompok mereka berbagi tugas submateri yang akan dikampanyekan.
“Aku pernah memanggil temanku dengan nama bapaknya untuk membalas temanku yang memanggilku dengan nama bapakku,” cerita Darris Daary Wahyunanto siswa kelas 5 Netherlands.
Kelompok lainnya merasa grogi saat presentasi. “Agak nervous sih awalnya tapi alhamdulillah lancar,” ucap Nabila Azarine Rafasya, anggota kelompok White Universe yang menggunakan paper quotes dalam presentasinya.
Kelompok Blue Wave tampil beda. Mereka menggunakan bando tuing-tuing berslogan Stop Bullying.
Kelompok ini beranggotakan Zulfa Nur Aisyah Azzahra, Farizah Violita Anggraini, Nabila Alesya Giffany, Tivtania Aninduta Hazwani, dan Tisa Najiha Prihananto.
“Aku beli online bando ini kemudian aku tempelin slogan Stop Bullying biar bagus saat tampil,” tutur Zulfa Nur Aisyah Azzahra.
Orangtua sangat antusias melihat perkembangan kemampuan presentasi putra-putrinya di depan umum.
Anisa Ariefianti, Bunda Zulfa kelas 5 Netherlands berharap kegiatan ini bisa dilanjutkan karena manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan percaya diri siswa.
”Topiknya sangat baik dan menarik karena dapat menambah wawasan berkaitan dengan bullying terutama cyber bullying. Semoga setelah projek ini ananda semua dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam hidup bermasyarakat,” ujarnyanya.
Dyta Pratikna, ketua panitia SD Ikrom, menyampaikan, pemilihan konsep acara ini ingin meningkatkan rasa percaya diri siswa tampil di depan umum.
”Awalnya hanya disaksikan orangtua satu kelas. Sekarang ditambah dari kelas lain,” katanya.
Penulis Dian Tri Anista Editor Sugeng Purwanto