PWMU.CO – Pukul 14.00 (30/8) waktu setempat jamaah haji Baitul Atiq dan As Salam yang melakukan tarwiyahan di Mina baru sarapan pagi digabung makan siang. Sedianya, sesuai kesepakatan, akan ada jatah makan 3 kali, sebagaimana biaya yang dibayar jamaah pada maktab yang mengelola kegiatan ini.
“Untung tadi sudah makan kentang yang dibawakan ibu-ibu semalam. Bisa untuk ganjel perut,” canda Ustadz Aslich Maulana, pimpinan rombongan, sebelum datangnya rangsum itu.
Memang, salah satu ujian jamaah haji adalah kesabaran. Seperti saat pemberangkatan dari Hotel ke Mina semalam. Sejak mahrib (29/8) jamaah sudah siap tapi angkutan baru tiba pukul 23.30.
Perlunya kesabaran itu pula yang ditekankan oleh Fatah Yasin dalam ceramah usai shalat jamaah qashar Dhuhur. “Yang terpenting adalah sabar,” ujar Kepala Sekolah SMA Negeri Cerme Gresik itu.
Apapun kesulitan yang ada, ujarnya, harus dihadapi dengan sabar. “Termasuk nanti saat lempar jumrah. Jangan sampai kita menyesal saat berdesak-desakan dengan jamaah lain. Harus sabar,” pesannya.
Pria asli Sidayu Gresik itu, dengan mengutip hadis Nabi saw riwayat Ahmad dari Abu Hurairah, mengatakan bahwa balasan bagi haji mabrur—yang tentu lulus dari ujian kesabaran—adalah surga. “Karena itu kita harus bersegera menggapai ampunan Allah. Karena dengan itu akan diampuni oleh Allah dosa-dosa kita,” pesannya.
Meski makan pun harus jamak qashar takhir, artinya jatah makan siang sekaligus untuk sarapan pagi, namun jamaah tetap tenang dan sabar. Semoga mabrur. (MN)