PWMU.CO – Tiga ciri orang bertakwa menjadi bahasan Pengajian Ahad Pagi (PAP) disampaikan oleh Abdul Ghofur MPd di Masjid Al-Amin Pusat Dakwah Muhammadiyah Cabang Genteng Banyuwangi Jawa Timur, Ahad (19/5/2024).
Masjid Al-Amin yang beralamat di Jalan Hasanudin No 103 Genteng itu, sejak pagi sudah didatangi ratusan jamaah. Mereka adalah warga Muhammadiyah Cabang Genteng dan para simpatisan Muhammadiyah yang akan mengikuti pengajian.
Mengawali ceramahnya, Abdul Ghofur mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah SWT karena masih diberikan kesempatan dan kekuatan untuk menghadiri pengajian ini. “Insyaallah ini majelis yang mulia dan yang hadir dengan niat ibadah mencari ridha Allah,” ujarnya.
Lalu, dia mengingatkan kepada jamaah untuk menjaga harga amalan seperti amalan di bulan Ramadhan. Karena menurutnya amalan Ramadhan merupakan amalan yang dibeli dengan harga yang sangat tinggi oleh Allah. Betapa shalat, tarawih, dan tadarus al-Quran yang dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Untuk itu, dia mengajak menjaga amalan di luar Ramadhan sama dengan amalan ketika Ramadhan.
Abdul Ghofur juga mengajak kepada jamaah untuk mengingat kembali tujuan puasa, yaitu menjadi orang yang bertakwa. Orang yang mampu menjalankan perintah Allah dan mampu menghindari larangan-Nya.
Kemudian diamembacakan ayat al-Quran dalam Surat al-Hijr 45. Di ayat tersebut dijelaskan orang bertakwa akan ditempatkan di surga yang berdekatan dengan mata air.
Dia pun menjelaskan tiga ciri orang yang bertakwa. Pertama, orang yang di dunia ini senantiasa berbuat baik. Dia orang yang mampu memanajemen hati, perasaan, tangan, kaki, mata, dan pikirannya untuk berbuat kebaikan.
Kedua, orang yang sedikit tidur di waktu malamnya. “Tadi malam, berapa lama tidurnya?” tanyanya retoris kepada jamaah.
“Maksudnya, dzikirnya berapa lama? Dan juga taqarubnya kepada Allah, berapa lama?” tanyanya.
Sedangkan ciri yang ketiga dari orang yang bertakwa adalah ketika waktu sahur, orang itu beristighfar. Dia minta ampun kepada Allah. “Kalau kita biasanya minta apa?” tanyanya lagi.
Menutup ceramahnya, Abdul Ghofur menceritakan seorang almarhum yang bernama Ilyas tetangganya. Orangnya dulu ingin pergi naik haji, tapi tidak kesampaian. Namun dia tidak putus asa. Saat hari Raya Kurban, dia membeli kambing etawa jantan super dan disembelih untuk kurban. Di tahun berikutnya dia dapat panggilan untuk naik haji.
“Ini dapat kita ambil pelajarannya, karena tidak lama lagi kita akan berjumpa dengan hari Raya Idul Adha yang menganjurkan kita untuk berkurban,” pesannya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.