PWMU.CO – Sekolah favorit SMK Muhammadiyah 1 Lumajang yang populer disebut SMK Mulu awalnya nunut di TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran).
Perjuangan membangun sekolah hingga kini menjadi sekolah unggul pilihan masyarakat itu berkat kerja keras Drs Agus Siswantono dan timnya.
Kerja keras membangun sekolah itu diceritakan Agus Siswantono di acara halalbihalal PDM Lumajang di Aula SMK Mulu, Ahad (19/5/2024).
Hadir di acara ini Ketua PDM Lumajang dr Halimi Maksum, Ketua PDA Aini Mardiana, Penasihat PDM Suharyo AP, calon bupati Indah Amperawati MSi.
Dia bercerita, pertengahan 2011 dia ditodong pertanyaan bagaimana caranya membuat sekolah unggulan.
”Kemudian PDM memberi saya SK sebagai kepala sekolah, tapi lucunya sekolah belum ada, guru dan murid tidak ada, tempat juga tidak ada,” selorohnya disambut tawa hadirin.
Waktu itu PDM Lumajang punya tanah seluas 4.847 meter persegi di Jl. Letkol Slamet Wardoyo 103 Laban, Labruk Lor. Di lahan itu ada bangunan kecil TPQ, tempat mengaji anak-anak panti.
Bangunan warna pink cukup bagus. Punya tiga ruang. Sudah memenuhi syarat untuk membuka sekolah baru. Disepakati gedung itu untuk SMK Muhammadiyah 1. Tempat mengaji anak-anak panti dipindah ke masjid depan.
Dia berterima kasih banyak kepada personel yang memberikan dukungan seperti para pimpinan PDM waktu itu Suharyo AP, Aminudin, Mister Saujan, dan kawan-kawan.
”Juga Jakfar Rasyianto yang selalu manas-manasi, suka ngompori bagaimana sekolah itu harus bagus,” katanya.
Dia mengatakan, membangun amal usaha Muhammadiyah itu terpenting niat karena Allah.
Dua Jurusan
Diterangkan, proses pendirian sekolah hampir delapan bulan. Data sekolah sudah lengkap untuk didaftarkan ke Dinas Pendidikan.
”Dokter Halimi Maksum dan Dokter Triworo usul mendirikan jurusan keperawatan,” tuturnya. ”Lainnya usul jurusan multimedia. Dua jurusan ini prospektif. Maka disepakati membuka dua jurusan itu.”
Lanjut mengajukan pendirian SMK ke Dinas Pendidikan Pemkab Lumajang. Lantas menyiapkan visitasi dengan merekrut guru sebanyak 16 personel, karyawan tata usaha. Mereka dikumpulkan di masjid untuk briefing visi, misi, dan target sekolah ini.
”Alhamdulillah izin sekolah keluar pada 10 April 2012,” ujarnya.
Izin sekolah keluar lantas membuka penerimaan siswa baru. Pasang banner di beberapa tempat. ”Para guru kita suruh keliling ke sekolah-sekolah untuk menyebarkan brosur, kita tidak punya apa-apa tapi semangatnya luar biasa,” ceritanya.
Tempat pendaftaran masih seadanya. ”Ada satu meja nemu di bekas kandang ayam dibersihkan. Lalu ditutupi taplak. Jadilah meja pendaftaran siswa baru,” katanya.
Gangguan mulai muncul. Beberapa banner pengumuman siswa baru disobek. Dianggap sekolah ilegal.
”Alhamdulillah awal tahun ajaran baru mendapat 108 siswa,” katanya. Jumlah siswa itu dibagi empat kelas. Tiga kelas jurusan keperawatan, satu kelas jurusan multimedia.
Masuk sekolah, murid diberi pembelajaran islami untuk membentuk karakter akhlak yang baik. ”Masuk berjabat tangan. Ke masjid shalat Dhuha, shalat berjamaah, baca al-Quran, tausiyah,” katanya.
Desember 2012 dapat pinjaman bank Rp 350 juta untuk membangun tiga kelas lagi. Tahun berikutnya membangun kelas lagi. Sekarang menjadi gedung megah hingga menjadi sekolah favorit. Jumlah siswa terus meningkat hingga mencapai 820 siswa pada tahun 2019.
Saat pandemi Covid-19 jumlah siswa menurun. Sekarang mulai naik lagi sudah mencapai 600 siswa.
Anak Panti
Agus Siswantono mengatakan, darah dagingnya Muhammadiyah. “Saya dulu anak panti. Setiap hari mengambil sayur dan beras di rumah donatur untuk makan setiap hari di panti,” tuturnya sambil meneteskan air mata.
Kehidupan itu membuat dia semangat. ”Karena darah daging Muhammadiyah itu harus memberi yang terbaik untuk Muhammadiyah,” tandas Agus Siswantono yang sudah tiga periode menjadi kelapa sekolah.
Dengan perjuangan keras sekarang kesejahteraan guru-guru SMK Mulu tercukupi.
SMK Mulu sekarang mempunyai empat kompetensi keahlian. Multimedia, asisten keperawatan, teknologi laboratorium medik, dan farmasi klinis dan komunitas.
Sekolah fovorit ini telah menjadi satu-satunya SMK CoE (Center of Excellence) di Kabupaten Lumajang pada tahun 2020 dan menjadi SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021.
Penulis Umi Fauzia Yuniarsih Editor Sugeng Purwanto