PWMU.CO – Siswa kelas VI SD Muhanmadiyah Manyar (SDMM) Gresik mengisi waktu pasca ujian dengan kegiatan kreatif membuat 3D Frame Art of Family, Rabu (16/5/24).
Kegiatan ini dilakukan setelah mereka menyelesaikan serangkaian ujian seperti Tryout, Ujian Praktik, Ujian Akhir Muhammadiyah, dan Sumatif Akhir Jenjang SD.
Sebagai guru tamu, Mirsalia Diastuti, yang akrab dipanggil Mama Mirsa, menyampaikan instruksi agar setiap siswa menyiapkan dan membawa alat serta bahan untuk kegiatan. Alat dan bahan yang diperlukan antara lain background ukuran 15×20 cm (dari kertas bufalo atau sejenisnya), foto keluarga, gambar, bunga kering, lem tembak atau UHU, gunting, cutter, spidol, dan obeng.
Kegiatan dimulai di aula lantai 4 dengan pembagian frame 3D berukuran 5R berwarna putih kepada semua siswa oleh Syafa’atul Ilmiah, salah satu guru kelas VI. Mama Mirsa memimpin jalannya kegiatan dengan meminta siswa membuka frame menggunakan obeng plus dan memberikan tanda pada papan background dengan spidol untuk membedakan bagian dalam dan luar.
Proses pembuatan dilanjutkan dengan menutup papan bagian dalam menggunakan kertas background yang telah disiapkan. Mama Mirsa, yang juga ibu dari Alif siswa kelas VI MH Thamrin, didampingi guru kelas VI, memberikan petunjuk dan bimbingan secara sabar dalam mengecek hasil karya siswa.
Tahap berikutnya adalah menempel foto dan hiasan. Dengan arahan Mama Mirsa, siswa belajar cara memberikan efek 3D pada karya mereka dengan menggunakan styrofoam. Styrofoam yang lebih tebal akan memberikan efek tampilan yang dekat, sedangkan yang lebih tipis akan memberikan efek tampilan jauh.
Selama 90 menit, siswa sibuk menggunting, menempel, dan menghias frame dengan kreativitas masing-masing. Hasil karya 3D Frame Art of Family yang dihasilkan akan menjadi persembahan spesial dari para siswa kepada keluarga mereka. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kreativitas dan keterampilan tangan para siswa, tapi juga mempererat ikatan antara siswa dan keluarganya melalui seni.
Salah satu siswa, Daphne Arabella Suprayogi mengatakan, kegiatan yang paling menantang adalah memasang baut. “Karena jika tidak tepat dengan lubangnya maka bisa merusak frame itu sendiri,” ujarnya. Mama Mirsa mengaku bangga dengan hasil karya masing-masing siswa. Ia berharap kreativitas siswa tidak berhenti sampai di sini. “Karya ini bisa dilanjutkan supaya dapat bermanfaat untuk ke depannya,” kata dia. (*)
Kontributor Athiq Amiliyah. Editor Ria Pusvita Sari