PWMU.CO – Halal lifestyle menjadi bahasan dosen UMM Prof Dr Ir Elfi Anis Saati MP pada Kuliah Ahad Subuh di Masjid AR Fachruddin UMM, Ahad (19/5/2024).
Kuliah Subuh diselenggarakan oleh Bagian Pengembangan AIK MKWK dan Badan Pemakmuran Masjid Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Menurut pakar pangan ini, untuk mencapai cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas, maka kita butuh generasi yang unggul, kemajuan teknologi yang diimbangi dengan akhlak Islami.
Untuk itu Elfi Anis Saati meminta mahasiswa UMM memperhatikan betul barang-barang, makanan, dan minumannya halal dan tayyib.
Dia menjelaskan, Islam sebagai agama yang paripurna menuntun setiap urusan manusia agar tidak keluar dari fitrahnya.
”Kita dituntun menjadi ulil albab juga, termasuk mengenai apa yang layak dikonsumsi, halal, dan apa yang tidak layak dikonsumsi, haram,” ujarnya.
Dalam surat adz-Dzaariyaat ayat 56 manusia itu diciptakan untuk menghamba kepada Allah, beribadah kepada Allah, maka memilih makanan juga harus berdasar Quran surat al-Maidah ayat 87-88 perintah makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
”Tidaklah salah jika dalam Islam, aspek halal disebut sebagai konsepsi mutu tertinggi dibandingkan dengan konsepsi mutu lainnya,” jelas tim Asesor BPJPH Kemenag RI ini.
Konsumsi produk halal menurut keyakinan agama dan demi kualitas hidup dan kehidupan, kata dia, merupakan hak warga negara yang dijamin Undang-undang Dasar 1945, sesuai falsafah Pancasila, dan merupakan ibadah.
Dengan demikian, konsumsi produk halal menjadi persoalan sosial di masyarakat sekaligus menjadi tanggung jawab negara dengan basis pemikiran yang sama, yakni terjaminnya produk halal.
Kejujuran produsen, kewaspadaan konsumen, serta regulasi negara, merupakan kesatuan integral penegakan hukum mengenai produk halal.
”Islam sangat memperhatikan bagaimana kita mengonsumsi makanan. Makan tidak sekadar mengenyangkan, dan memberi sumbangan kalori. Tetapi makanan harus menentramkan jiwa, mencapai kesejahteraan batin,” tegas Kepala Pusat Studi Penelitian dan Pengembangan Produk Halal UMM ini.
Pemuda
Dia menuturkan, ada fenomena menarik, ternyata halal lifestyle tidak hanya di kalangan negara muslim. Negara mayoritas non muslim berupaya keras ingin menerapkan. Seperti Jepang, Jerman, Australia.
Elfi menjelaskan, halal lifestyle makin diminati karena sesuatu yang halal sudah pasti baik, bersih, higienis dan sehat.
”Kita mengonsumsi sesuatu yang halal, dapat dipastikan akan berakibat baik dan terhindar dari yang buruk,” tuturnya.
Indonesia, sambung dia, tengah memasuki periode demographic dividend hingga tahun 2030,” kata Elfi.
Dalam masa ini proporsi penduduk usia produktif mencapai puncaknya, sehingga memberikan peluang untuk memberikan bonus demografi berupa petumbuhan ekonomi.
”Maka penduduk usia produktif ke depan menjadi kunci bagi pembangunan bangsa. Kebangkitan bangsa ini berangkat dari para pemuda. Yang tua-tua ini kan biasanya memberikan motivasi,” tuturnya sambil tertawa kecil.
Tim ahli Lembaga Pengkajian Halal PWM Jatim ini menyebutkan, makhluk yang paling dicintai Allah adalah pemuda. Anak muda yang belia, tegap tubuhnya yang mempersembahkan ketegapannya untuk ketaatan pada Allah, yang hatinya terpaut dengan masjid, menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya.
”Halal is my life ini adalah sebuah paham. Maka jadikan uang, waktu, pikiran kita digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah taala. Mari kita sediakan makanan yang sehat, aman, halal dan ramah lingkungan,” tutupnya.
Penulis Anny Syukriya Editor Sugeng Purwanto