Al-Amin Agropreuneur dan Edupark oleh Faruq Ahmad Futaqi, Direktur Bankziska Ponorogo.
PWMU.CO – Belum lama edupark ini lahir. Bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1445 H yang lalu. Saya mulanya mendengar dari even-even yang digelar. Di antaranya halalbihalal Keluarga Besar Bani Ahmad Hirdjam pada Syawal kemarin.
Pemiliknya Ustadz Zainul Muslimin, Bendahara PWM Jawa Timur. Saya telah lama mengenalnya sejak dulu sebelum di Lazismu.
Kiprahnya di persyarikatan tak diragukan lagi. Mulai Ketua PDM Sidoarjo, Ketua Lazismu Jatim, dan sekarang Bendahara PWM Jatim.
Namanya Al-Amin Agropreuneur dan Edupark. Berada di Kota Magetan. Seluas hampir 2 Hektare.
Walaupun di kota tapi suasananya seperti di alam bebas. Hawa pegunungan yang sejuk masih terasa. Puluhan ternak sapi dan ratusan kambing berada di kandang. Juga ada ayam kampung yang dibiarkan bebas berkembang tanpa kandang.
Sebagian tanahnya yang masih luas ditanami durian dan alpukat. Juga rumput gajah untuk pakan ternak.
Raker Bankziska pada Sabtu-Ahad (18-19 Mei 2024) berlangsung di Al-Amin Agropreneur dan Edupark ini. Pesertanya sekitar 70 orang. Konsepnya camping. Sebanyak 15 tenda dome dipasang untuk menginap peserta. Plus kasur.
Hall berada di tengah edupark menjadi tempat pertemuan. Punya mushalauntuk shalat berjamaah. Ada sembilan toilet MCK. Tempat makan 24 jam siap menjamu peserta raker. Disiapkan aneka makanan.
”Suguhan makanan banyak sekali, Ustadz?” tanya saya ke Zainul Muslimin.
”Iya. Ini raker 3 M. Makan makan makan,” jawabnya sambil tertawa.
Datang sudah tersedia makan siang dan snack. Disajikan oleh mbok-mbok yang bertugas. Fresh from the oven. Panas. Dapurnya juga dekat hall. Kopi, teh, jahe, air mineral, pisang goreng, ketela rebus, tempe menjes, telur gulung sebagai kudapan.
Rendangmu dan Kornetmu khas produk Lazismu juga ada. Saya lihat tuan rumah sangat antusias melayani para peserta.
Menggoreng sendiri pisang, tempe menjes, dan telur gulung. Sambil bergurau, dia berbisik ke saya,” ”Tempe menjese kurang-kurang. Cepat ludes. Saking banyaknya peminat tempe menjes.”
Nasi babat dan sop kikil sapi juga ada. Kopi, teh, jahe terus menerus tersaji di ruang makan. Peserta bisa dengan mudah tambah minuman di sela asyik menyimak acara Raker Bankziska.
Saya mencoba menghitung berapa anggaran makan-makan selama dua hari ini. Bertemu angka Rp 130 ribu per orang. Angka yang menurut saya sangat efisien dengan makan prasmanan tiga kali serta coffee break tidak ada henti.
Jika acara di hotel bisa terkena sekitar Rp 280-300 ribu per orang. Tentu juga suasana tidak seakrab dan sebebas di agropreneur ini.
Kiranya efisiensi anggaran ini menjadi penting dan efektif di setiap kegiatan. Mengemas kegiatan yang menarik sekaligus efektif dan efisien.
Output dan outcome yang optimal dengan anggaran hemat. Hal ini pun sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada umat dan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan dana umat.
Sungguh semata-mata karena semangat supaya hemat dalam menggunakan dana umat serta tetap memperhatikan output serta impact yang maksimal agar tidak terjadi inefisiensi.
Semoga menjadi inspirasi untuk kita semua dalam memaksimalkan kebermanfaatan semua properti yang kita miliki. Tentu tetap maksimal memperhatikan kepuasan dan kenyamanan peserta Raker.
Editor Sugeng Purwanto