PWMU.CO – Citizen journalism (jurnalisme warga) merupakan suatu bentuk kegiatan jurnalistik yang melibatkan warga masyarakat untuk ikut mengisi media. Hadirnya citizen jurnalism, dapat membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat.
Karena berbagai informasi yang dibutuhkan khalayak tidak selalu terpenuhi oleh media massa konvensional (umum). Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat menjadikan jurnalisme warga ini mendunia dan membudaya, banyak warga yang bukan berprofesi jurnalis, namun memiliki keterampilan menulis atau melaporkan informasi yang tak kalah hemat dan memiliki nilai berita bagi masyarakat luas.
Ini pun yang dirasakan oleh seorang kontributor guru yang tergabung dalam komunitas kontributor media online kebanggan warga Muhammadiyah Jawa Timur PWMU.CO. Perlu diketahui PWMU.CO merupakan portal berita online yang berada dibawah naungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dan baru saja merayakan Miladnya Ke- 8, Sabtu (18/5/2024).
Selama sewindu, media online yang Pemimpin Redaksinya Muhammad Nurfatoni ini menjadi wadah komunitas bagi guru guru yang berada di sekolah Muhammadiyah untuk menyampaikan informasi kegiatan sekolah yang happening pada waktu itu seperti kegiatan siswa, prestasi siswa, kunjungan sekolah, progam unggulan sekolah, screening kesehatan sampai kegiatan yang berkaitan dengan dinas setempat atau yang melibatkan masyarakat sekitar.
Dengan proses editing yang ketat dan sesuai standar jurnalistik yang tinggi, media online yang mempunyai julukan ‘editor killer’ ini berhasil hadir di tengah masyarakat sekolah yang awam tentang ilmu jurnalistik kecuali guru bahasa Indonesia.
Dalam jurnalisme warga ini, guru ‘dipaksa’ oleh keadaan untuk menuliskan semua proses kegiatan yang ada di sekolah serta mensyiarkan nya ke masyarakat luas. Tidak semua guru mempunyai kemampuan jurnalistik, namun dengan tangan dingin para editor dan pimred satu persatu berita dapat ditampilkan di link portal berita ini.
“Tidak boleh baper,” ujar editor dalam sesi Sambung Rasa di acara milad sewindu. Dalam artian guru sebagai kontributor harus memahami bahwa proses dalam jurnalistik itu memang tidak mudah apalagi dalam proses nya tidak dibayar bahkan oleh beberapa pimpinan tidak mensupport aktivitas ini.
Tidak mudah memang dalam proses eksistensi media online di masa ini. Oleh karena itu keakuratan data, fakta berita, mampu bekerja dalam tekanan dan proses penggalian data harus dilakukan sebenar benarnya untuk menjaga kualitas dan mutu berita yang ditampilkan agar PWMU.CO tidak tenggelam di dasar Google.
Kadang dalam menemukan mood menulis, mayoritas guru kesulitan mencari topik yang ada di sekolah. Dibutuhkan intuisi yang muncul dari jam terbang yang dimiliki oleh masing-masing pribadi namun dengan loyalitas dan keinginan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat segala terobosan dapat dilakukan. Memang hanya link berita yang muncul namun bagi segelintir guru itu merupakan suatu “orgasm” dari proses penulisan yang terjadi disekolah.
Oleh karena itu, penghargaan yang diberikan oleh Pemred dalam acara Milad Sewindu seperti penulis terproduktif, AUM terproduktif sampai lomba menulis feature tokoh Muhammadiyah menjadi dahaga eksistensi bagi kontributor yang tujuannya tak lain dan tak bukan untuk menjaga api semangat terus berkobar melalui jihad tulisan
Guru yang termasuk dalam citizen jurnalism dapat mendorong terciptanya iklim demokratisisasi di sekolah, link berita yang beragam menjadi informasi bagi masyarkat terutama siswa disekolah sebagai bahan pembelajaran kekinian dan update. Citizen jurnalism mampu memupuk budaya baca masyarakat sekolah terutama siswa, menurut riset budaya tulis dan baca lebih mencerdaskan masyarkat.
Sehingga citizen jurnalism dapat mendorong terciptanya public sphere (ruang publik) serta wacth dog (kontrol sosial) di masyarakat, masyarakat bisa berdiskusi, bertukar informasi sehingga dapat memberikan khasanah keilmuan baru bagi masyarakat. (*)
Penulis Bening Satria Prawita Diharja. Editor Ichwan Arif.