PWMU.CO – Ingin menjadi ustadzah di Madinah. Itu cita-cita peserta Al-Ikhtibaru Likhifdhil Quran Syira Syakira Nahdi murid SD al-Kautsar Kota Pasuruan.
Kegiatan diadakan Hall P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia) Pasuruan, Sabtu (25/5/2024).
Ada 140 anak yang diuji tahfidhnya meliputi kelas 6A, 6B, 6C, 6D dan kelas 6E. Mereka tahfidh juz 1, 2, 28, 29, 30. Juga ada yang hafal dua sampai lima juz.
Syira Syakira Nahdi sudah hafal lima juz. ”Saya ingin terus meningkatkan dan menambah hafalan al-Quran setelah lulus dari SD al-Kautsar. Saya ingin hafal 30 juz. Saya ingin jadi ustadzah di Madinah,” katanya.
Untuk bisa hafal sampai lima juz tidak mudah, penuh tantangan serta perasaan. Seperti yang dirasakan perasaan dredek ketika menghadapi ujian tahfidh. Dia lega ketika ujian selesai.
Kepala SD al-Kautsar Mustakim menjelaskan, ada banyak program di SD al-Kautsar. Salah satunya Rumah Tahfidh. Isinya belajar Baca Tulis Quran (BTQ).
Di pelajaran BTQ ada yang secara reguler di sekolah mulai kelas 1-6. Kalau di Rumah Tahfidh khusus murid yang ingin memperdalam hafalan Quran. Khususnya murid kelas 6 yang akan lulus.
”Program ini dibimbing oleh guru khusus pengajar BTQ yang sudah memiliki sertifikat dari Yayasan Al- Quran. Kegiatannya dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar selesai,” ujar Mustakim yang juga mubaligh.
Dari program yang telah berjalan selama tiga tahun di sekolah favorit ini, sambung dia, bermunculan murid-murid yang hafidh al-Quran. Para lulusannya saat ini sudah menyebar di berbagai lembaga pendidikan pesantren, madrasah maupun sekolah lanjutan.
Menurut dia, yang sulit dihadapi para hahfidh yaitu mempertahankan hafalannya setelah lulus. Kalau lingkungan tidak mendukung bisa hilang hafalannya itu.
”Karena itu cari sekolah lanjutan yang ada tradisi murajaah seperti sekolah dan pesantren Muhammadiyah,” katanya.
Begitu juga dengan Hamzah salah satu peserta ujian tahfidh. Dia pernah meraih medali perak Olimpicad di Bandung tahun 2024.
”Saya ingin menambah hafalan al-Quran sampai 30 juz walaupun sudah lulus al-Kautsar,” kata anak yang bercita-cita menjadi dokter.
Ketua Majelis Dikdasmen Kota Pasuruan Mokhamad Fatoni mengatakan, banyak manfaat menghafal al-Quran dari sisi dunia dan akhirat.
”Membuat hati dan jiwa menjadi tentram. Kondisi psikologis itu membuat siswa bisa lebih baik dalam beraktivitas dan belajar,” katanya.
Kepala Sekolah SD al-Kautsar Mustakim di akhir sambutan berpantun.
Ada matahari dan ada bulan
keduanya ciptakaan Tuhan
untuk apa hari kita habiskan
maka sempatkan membaca al-Quran
Penulis Mokhamad Fatoni Editor Sugeng Purwanto