PWMU.CO – Sampah organik diubah jadi pupuk organik cair dan kompos dipraktikkan oleh siswa Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya pada Gelaran Unjuk Kerja dan Karya (UKK) tahun 2024, Jumat (17/5/2024).
Karya itu dinamakan Pukopuca singkatan dari pupuk kompos dan pupuk organik cair. Produksi siswa kelas VI SD Muhammadiyah 7 yang dipamerkan dan di presentasikan di depan guru, teman sebaya dan wali siswa.
Produk Pukopuca dibuat oleh kelompok 3 diketuai oleh Raditya Dika Prawira. Anggotanya Atika Balqis Ramadhani, Kirana Viranha dan Diyan Vega Wibowo. Kelompok ini dibimbing oleh Ustadzah Zulis Purwanti SPd.
Salah satu anggota kelompok Kirana Viranha, menuturkan produk ini bermula dari keinginan memanfaatkan sampah organik rumah tangga yang sudah tidak terpakai menjadi barang berguna. Alhasil kami pun memilih pupuk organik, agar nantinya dapat digunakan untuk merawat tanaman.
Raditya Dika Prawira menjelaskan detail produknya. Pukopuca ini dibuat dengan beberapa alat dan bahan seperti dua ember, pisau, solder, gunting, kran air, lem pipa, sampah dapur, molase/gula, EM 4, cat, thinner, kuas dan pylox.
”Kami membutuhkan kurun waktu selama tiga bulan untuk menyelesaikan produk, kami mengerjakannya di sekolah” ujarnya.
Dia juga menjelaskan cara membuatnya yakni sampah organik sisa rumah tangga dimasukkan secara berkala, dipotong kecil-kecil agar mempercepat proses pembusukan.
Proses pembusukan itu akan menghasilkan cairan yang disebut air Lindi yang akan jatuh ke ember bawah. Cairan yang dihasilkan dibiarkan saja kurang lebih satu bulan.
Volume cairan di ember bawah tergantung jumlah volume sampah di ember atas. Kompos di ember atas dapat dipanen setelah dibiarkan selama kurang lebih sekitar 3 bulan.
Pada pameran UKK kelas VI, karya Pukopuca ini menarik atensi ustadzah Zuhrotul Farida SAg dan ustadz Miqdad Lazuardi Iktifazudi SH selaku dewan juri melalui produk kompos yang berhasil mereka hasilkan.
Diyan Vega Wibowo, salah satu anggota kelompok menuturkan, “Saya senang bisa membuat Pukopuca karena dapat membantu mengurangi sampah organik dan menjaga lingkungan sekitar.”
Zulis mengapresiasi kinerja kelompoknya. ”Alhamdulillah, dapat mendampingi kelompok yang mempunyai semangat luar biasa untuk memberikan karya terbaik mereka.”
Dia berharap semoga siswa dapat terus berinovasi sebagai bekal penting yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahan di lingkungannya nanti. (*)
Penulis Habib Amrullah. Editor Ichwan Arif.