PWMU.CO – Walau usia setengah abad, alumni SMP Muhammadiyah 12 Sendangagung lulusan tahun 1990 dan MA Al-Ishlah Sendangagung lulusan tahun 1993 semakin rajin silaturrahim.
Sebagaimana kata pepatah, tua-tua keladi makin tua makin jadi, alumni ini intens berkomunikasi baik via group WhatsApp maupun kegiatan kunjungan langsung ke rumah.
Pada Jumat, (10/5/2024) kunjungan alumni SMPM 12 dan MA Al-Ishlah yang dikenal kompak dan guyub kali ini menuju Karangbinangun Lamongan tepatnya di Desa Mogak Indah Putatbangah, Kecamatan Karangbinangun Lamongan, Jawa Timur.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 70 menit, start dari Sendangagung usai jumatan dengan armada mini bus berkursi 18, mereka tiba di tempat tujuan. Di rumah salah satu alumni MA Al-Ishlah yakni Ana Hikmatul Kholidah yang pernah mondok di Ponpes Al-Ishlah Sendangagung selama 3 tahun.
Ana merasa senang menyambut tamu agung yang tidak lain adalah teman-temannya yang pernah satu atap dalam menempuh pendidikan di jenjang SMP 30 tahun silam. Aura wajah bahagia nampak tersirat dengan senyum ramah ibu kelahiran 15 April 1973 ini. Gelak tawa renyah saling bersahutan tanda suka dan bahagia karena seluruh temannya bisa hadir di kediaman RT 2 RW 2 Magok Indah Putatbangah Karangbinangun.
Aneka hidangan mulai buah, kue basah dan kering, hidangan panas dan dingin bahkan ada juga polo pendem (ubi-ubian; gembili, kacang kapri dan kacang tanah). Tak luput juga makanan berat nasi goreng mangut, tahu campur khas Lamongan semua ada.
Anak kedua dari almarhum Armawi Ar ini tak henti-henti mempersilakan tamunya untuk makan dan menikmati camilan yang telah disiapkan.
“Ayo habiskan, ojo guyon ae (jangan ketawa aja), saya gak bisa menyuguhi makanan mahal,” pinta Ana yang asli kelahiran Sidokumpul Paciran dan menikah dengan Ir Nurman yang asli Karangbinangun ini.
“Saya pindah dari Sidokumpul Paciran ke desa ini sejak 14 Desember 1997 dan aktifitas saya mengajar di MI Nurul Qomar 1 Karangbinangun,” terangnya.
Berharap Perkuat Silaturahim
Sementara itu, Indahnur salah satu rombongan berharap jarak yang memisahkan tidak menjadi alasan untuk memutus silaturahim.
“Ayo kita perkuat kebersamaan ini dengan menjalin silaturrahim. Usia kita yang sudah 50 tahun semakin butuh anjangsana anjangsini. Kalau tidak bisa ketemu langsung, kita bisa jalin lewat group WhatsApp kita,” pinta ibu dua anak ini.
Hj Nur Hidayah Arif salah satu teman yang bersemangat setiap acara kumpul-kumpul mengaku menyesal tidak bisa bergabung. Pasalnya di waktu yang sama dia harus memenuhi undangan saudaranya. Kendati demikian, ia tetap kirim kue lepet, kue dari ketan dan parutan kelapa yang dibalut (janur) daun muda kelapa.
Ali Shodikin yang ikut gabung rombongan ini juga merasa senang dan bangga alumni ini tetap solid dalam bersilaturrahim. Pria yang asli Warulor dan menikah wanita Kranji Paciran ini juga berharap komunitas ini bisa lebih bermutu dengan aksi solidaritas, jika di antara teman ini yang sakit dan butuh bantuan.
Kegiatan berakhir dengan makan sego muduk (nasi khas Sendangagung) yang dibawa oleh Miftah Uhya dan lauknya disumbang oleh Muslihah Mustain (juragan pindang dari Brondong) yang dikenal gemar bagi-bagi ikan laut untuk teman-temannya.(*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Nely Izzatul