PWMU.CO – Workshop Tapak Suci Umsida berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sidoarjo, Ahad (26/5/2024) siang.
Hadir Ketua Umum Pimpinan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Pendekar Utama Afnan Hadikusumo dan Pendekar Madya Dr Zulfan Haidar Zamzuri dari Tapak Suci PCIM Malaysia.
Pembukaan Workshop Tapak Suci Umsida oleh Ketua Pimda 059 Tapak Suci Sidoarjo Pendekar Madya Chotimul Ashom SS.
Di sesi pertama diisi oleh Pendekar Muda Wigatiningsih dengan materi penguatan ideologi Muhammadiyah melalui Tapak Suci.
Sesi kedua diisi oleh dua panelis yaitu Afnan Hadikusumo dan Madya Dr Zulfan Haidar Zamzuri.
Afnan yang juga anggota DPD dari DI Yogyakarta itu bercerita Tapak Suci bisa diterima di semua kalangan.
”Tapak Suci sudah menyebar di 22 perwakilan wilayah di luar negeri. Sudah berada di negara Asia, Eropa, dan Afrika,” katanya.
Menurut dia, kader Tapak Suci di negara yang bukan mayoritas pemeluk Islam seperti di Eropa dan Afrika bisa menerima dan berlatih beladiri Tapak Suci walaupun belum menerima Muhammadiyah.
”Artinya ajaran-ajaran kebaikan di dalam Islam bisa dilakukan oleh pendekar Tapak Suci yang mengajar di sana melalui keikutsertaan mereka sebagai siswa dan kader Tapak Suci di negara tersebut,” katanya.
Di negeri sendiri, kata dia, Tapak Suci sudah berkiprah secara maksimal dalam menorehkan prestasi olahraga baik di tingkat nasional sekelas PON maupun internasional seperti SEA Games, ASEAN Games, ASEAN University Games maupun kejuaraan dunia.
”Di SEA Games Kamboja, cabor Kun Bukator, olahraga beladiri milik Kamboja yang dipertandingkan di ajang tersebut, Indonesia menyumbangkan empat medali yang atletnya berasal dari Tapak Suci,” tandasnya.
Afnan yang juga cucu Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1945-1950 mengatakan, Tapak Suci sangat kekurangan pelatih.
”Belum bisa memenuhi semua permintaan sekolah Muhammadiyah maupun sekolah negeri untuk melatih kegiatan ekskul,” ujarnya.
Dia berpesan kepada para siswa dan kader Tapak Suci Umsida untuk terus berlatih beladiri, memperkuat Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dan targetnya semua bisa menjadi pelatih di AUM maupun tempat lain yang membutuhkan latihan Tapak Suci.
Zulfan yang juga teman seangkatan Afnan saat belajar Tapak Suci di Kauman Yogya menyampaikan, di Malaysia itu tantangannya lebih berat menyebarkan Tapak Suci daripada di tanah air.
”Kami berhadapan dengan kelompok Salafi. Warga Melayu yang beragama Islam, semua budaya Melayu yang dilakukan oleh muslim Melayu dianggap sebagai ajaran Islam,” katanya.
Dosen IIUM itu mengatakan, jadikan Tapak Suci menjadi praktik sehari hari. Unsur disiplinnya, kesehatan, membela diri, harus menjadi pegangan hidup yang dijalankan.
”Target Workshop Tapak Suci Umsida ini para siswa dan kader harus jadi pelatih. Dengan demikian mereka bisa berdakwah amar makruf nahi munkar melalui media seni beladiri Tapak Suci,” tandasnya.
Penulis Wigatiningsih Editor Sugeng Purwanto