PWMU.CO – Pesilat Tapak Suci Sidoarjo Aliya Wahyu Az-zahra berhak maju ke Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (02SN) Provinsi Jawa Timur atas kemenangan yang dihelat, Selasa (7/5/2024).
Kemenangan tersebut buah dari latihan keras Aliya di bawah asuhan pelatih bertangan dingin Rony Hermawanto. Aliya berlatih tanpa jeda. Tiap hari dia digembleng. Bahkan, hari libur pun, belia ini tak bisa leha-leha seperti teman sebayanya karena harus latihan fisik maupun teknik.
“Capek memang. Tapi, harus saya akui, saya jadi lebih fit setelah ikut silat,” ujar Aliya.
Putri pasangan Moch Nur Wahyudi dan Desi Rahayu Effendi itu menambahkan, prestasi di bidang olahraganya juga menunjukkan perkembangan pesat.
Ya. Aliya sudah mengantongi sederet piagam dan medali mulai yang level kabupaten hingga nasional. Bahkan, dalam waktu dekat dia akan berjuang di kancah yang bukan kaleng-kaleng. Membawa nama Sidoarjo ke level provinsi. Alya akan bertarung di O2SN Jatim.
“Doakan saya menang, dan bisa mewakili Jatim ke tingkat nasional,” pinta pesilat yang tinggal di Palm Putri Balonggabus Candi Sidoarjo itu.
Bagi Aliya, sederet prestasi olahraga itu bukan hanya menjadi kebanggaan. Dia juga berharap akan mendukung studinya. “Semoga bisa jadi golden ticket lah untuk memilih kampus nanti,” katanya.
Dia juga berharap prestasi olahraga akan mendatangkan keuntungan materiil. ”Jujur ya, bonus uang dari menang tanding itu menarik. Saya bisa beli apa-apa pakai duit sendiri. Tidak harus minta orang tua,” paparnya seraya tersenyum.
Sukses Aliya ini menjadi bukti, bahwa prestasi bisa diraih asal ada kemauan dan tekad kuat. Pelatih Silat Rony Hermawanto mengatakan sejatinya Aliya bisa dikatakan sebagai anak yang tidak punya bakat di silat sama sekali. Dia giat berlatih sejak setahun yang lalu di Tapak Suci Masjid Besar Candi, yang punya julukan Akademi Silat Juara.
‘Meski saya tahu dia tak berbakat, Aliya saya pertahankan untuk dilatih terus. Karena dia punya kemauan kuat untuk belajar. Dia konsisten. Anaknya juga nurut banget kalau dilatih,” kenang pelatih yang berhasil mengantarkan lima atletnya menjuarai emas di Porprov Jatim.
Untuk kategori seni ganda putri dan beregu putri. Juli mendatang, anak latihnya juga bakal mewakili Indonesia untuk pertandingan antar mahasiswa ASEAN.
Dia menegaskan, dalam melatih dia tidak mengistimewakan Alya. ”Saya hanya memaksimalkan tugas saya sebagai pelatih yang wajib mampu multiperan,” papar Rony, yang juga founder Silats Juara Academy.
Ada peran sebagai pelatih, guru, teman, orang tua, psikolog, ahli gizi, problem solver, sekaligus pembelajar.
”Jika peran-peran itu bisa dimaksimalkan insyaAllah siswa kita akan lebih tenang, fokus dan semangat dalam berlatih,” lanjutnya.
Diakuinya, salah satu tantangan melatih Aliya ini adalah karakter Aliya yang girly dan kenes sekali. Sementara di silat dia dituntut untuk tegas. Karena itu, perlu perhatian ekstra untuk menghilangkan sementara sifat dasarnya itu saat berlatih.
Selain Aliya, pesilat Tapak Suci Masjid Besar Candi ada yang sukses bertanding di O2SN kecamatan, yaitu Kenzie Dzakwan Raviero Adelard. Dia berhasil menumbangkan lawan-lawan dari berbagai SD di kecamatan Sidoarjo kota. Bocah kelas 5 SDN Pucang 2 Sidoarjo itu lusa akan bertanding di O2SN kabupaten Sidoarjo.
Seperti halnya melatih Aliya, Rony juga tegas melatih Kenzie yang merupakan anak kandung sendiri.
”Tantangannya, Kenzie itu terkadang lupa tidak bisa membedakan kapan dia berhadapan dengan saya sebagai ayah, kapan sebagai pelatih. Jadi adakalanya momen anak kurang disiplin,” ujar ayah tiga anak itu. (*)
Penulis Amri Husniati. Editor Ichwan Arif.