PWM.CO – Cangkruan Budaya digelar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jember di Cafe Maya Sumbersari, Sabtu (25/5/2024).
Kegiatan ini bertemakan merawat jalan dakwah kultural KH Ahmad Dahlan.
Menghadirkan Kusen PhD yang terkenal dengan panggilan Kiai Cepu, tokoh budayawan dan sastrawan Muhammadiyah yang menjabat Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Acara Cangkruan Budaya dihadiri kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se Cabang Jember.
Dalam kesempatan itu kader IMM Jember Dimas Yulianto membacakan puisi berjudul Sepanjang Jalan Harapan.
Dia kader Komisariat Agrobistek Fakultas Pertanian Unmuh Jember yang sekaligus Presiden Mahasiswa BEM Unmuh Jember.
Berikut puisi yang dibacanya.
Sepanjang Jalan Harapan
kita masih sama.. di jalan heningan, kawan, dalam puisi teguh esa
kita berjalan dengan setengah mabuk , sebab kita terlena dengan dunia
dunia tak sedang dalam kendali kita, kawan
ia mengendalikan kita ….dalam masa ke masa menuju keputusasaan …
kau boleh tidur, kuliah lalu bersenang senang …
dengan meja biliar dan sebotol anggur
sebagai petuah …
kau boleh berpakaian yang setengah telanjang mengumbar nafsu angkara, semua lawan
menumbuhkan gairah…
tapi kau tak belajar kepada hidup yang hanya lewat sesaat. ketika kau bangun nanti…
rumah ,sandang dan papanmu telah hilang dimakan utang… piutang
sungguh miris, kawan , katanya sekolah tapi tak menggapai cita cita
katanya kaum intelektual tapi tak bermoral
katanya .. katanya .. katanya katanya dan kayaknya..
dengar ku nada sumbang, sambil setengah sadar bahwa aku juga minum tuak di campur masa depan ..
hati hati dengan tipu daya puan dan tuan
lalu kau bereaksi dan bersaksi di atas sangsi
menyalakan semua dan hancur dalam gengsi..
di depan sana ada cahaya terang benderang
menyilaukan mata hati nurani sampai ke sumsum tulang belakangpun bergerak untuk menggapai nya
kita menuju …kan menuju masa depan
yang dinanti itu ..
demikianlah lika liku waktu ..
membawa kita terus hidup
hidup sekali..
setelah itu .. mati
maka harus berarti..
Puisiku ini ku tulis di jember, di kamar ku sendiri
20 mei menjelang bergantinya penguasa
pada masa lalu
di mana ia tumbang di bawah ketiak mahasiswa yang berorasi
Penulis Khoirul Anam Editor Sugeng Purwanto