PWMU.CO – Murid MI Mulia Cangaan berikan mahkota untuk orang tua di ujian praktik al-Quran Hadist dengan materi Tahfidhul Quran, Senin (27/5/2024). Pada ujian praktik Tahfidhul Quran juz 30 dan juz 1, MI Mulia Cangaan menghadirkan penguji Mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah Gosari Ustadz Nafis Abdul Karim Lc.
InI bagian dari ujian praktik kelulusan bagi siswa kelas VI MI Muhammadiyah 5 (MI Mulia) Cangaan, Ujungpangkah, Gresik. Mereka melaksanakan serangkaian ujian praktik sejak Senin-Sabtu (20-25/5/2024). Mata pelajaran yang diujikan meliputi Fikih dengan materi bersuci dan shalat, Bahasa Indonesia dengan materi pidato dan puisi, sedangkan Bahasa Inggris dengan materi conversation.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) dengan materi atletik, Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dengan materi memasak makanan tradisional, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi membuat miniatur lapisan bumi, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi membuat miniatur rumah adat.
Kepala Sekolah.Ummu Salamah SAg dalam sambutannya menyampaikan, “Ujian tasmik perdana diadakan agar dapat menjadi motivasi bagi adik kelas dan wali murid. Supaya di rumah diberikan bimbingan agar cita-cita mempunyai anak ahlul Quran dapat terwujud.”
Untuk itu, menurutnya, kerja sama tiga komponen yang meliputi sekolah, siswa dan wali murid harus terwujud. “Sehingga siswa yang dilepas mempunyai bekal
menjadi generasi Qurani dan dapat menjadi anak shaleh yang mengantarkan orangtuanya ke surga. Sukses di dunia dan di akhirat,” ujarnya.
Berikan Mahkota
Guru al-Quran Hadits Miftachul Maayis SPdI pun mengutip hadist dari Mu’adz bin Anas Al Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ ، فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا
Artinya, “Barang siapa yang membaca al-Quran dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, dia akan memakaikan mahkota kepada kedua orangtuanya di hari kiamat. Cahayanya lebih baik daripada cahaya matahari di rumah-rumah dunia jika dia berada di antara kalian. Betapa beruntungnya orang yang melakukan hal ini.”
Karena itulah, kata Maayis, pada tasmik (mendengarkan hafalan) kali ini ada mahkota untuk semua murid yang telah mentasmikkan hafalannya. Ada pula Tahniah, yaitu murid memakaikan mahkota kepada orangtuanya di depan panggung satu per satu.
Maayis menambahkan, “Tahniah (ucapan selamat) ini juga bertujuan sebagai daya tarik siswa untuk menghafal dan daya tarik orangtua untuk memotivasi anak-anaknya.”
Nafis Abdul Karim sebelum memulai tasmik menjelaskan gambaran teknis munaasah. “Ada 4 pertanyaan. Pertama, membaca 1 surat. Kedua, sambung ayat. Misal dibaca 1 ayat dan melanjutkan ayat selanjutnya. Ketiga, sambung ayat-sambung surat. Keempat, membaca 1 juz,” urainya.
Adapun penilaiannya, kata Nafis, meliputi tajwid cara membaca, mengucapkan huruf, dan kelancaran hafalan. Ini menentukan predikat nilai jayyid jiddan (baik sekali) jayyid (baik), dan maqbul (cukup).
Usai tasmik, Nafis memberi nasihat, anak yang sudah hafal al-Quran merupakan simpanan atau tabungan yang sangat berharga. “Harus terus mengawalnya, menghafal dan membacanya tiap hari, diulang-ulang seumur hidup agar tetap terjaga hafalannya karena hafalan al-Quran itu seperti unta yang ingin berontak berlari lepas dari talinya,” jelasnya. (*)
Penulis Muhammad Khoirum Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni