PWMU.CO – SD Mugeb field trip ke Pabrik Pocari Sweat dan Museum Mpu Tantular, Rabu (29/5/2024). Sejak pukul 6.00 WIB, siswa kelas V beserta guru pendamping berkumpul di lapangan timur SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb).
Ada tiga bus yang mengangkut mereka. Bus pertama berisi siswa kelas V Analyst dan Bussiness. Bus kedua berisi siswa kelas V Civil dan Design. Sedangkan bus ketiga berisi siswa kelas V Engine, guru pendamping, tim medis, dan wali kelas.
Menjelang berangkat, semua siswa kelas V berkumpul di lapangan timur. Mereka menyimak sambutan dari Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan Pendidikan Rizka Navilah Savitri SPd.
Ustadzah Rizka, sapaan akrabnya, mengingatkan kembali kepada semua siswa terkait barang-barang yang wajib mereka bawa. “Sudah membawa bekal makan siang dan snack untuk di bus? Peralatan tulis dan papan dada? Obat-obatan pribadi? Perlengkapan shalat? Uang secukupnya?” ujarnya. Para siswa pun serentak mengangguk tanda sudah membawa semua perlengkapan.
Selama di bus, semua siswa bersenang-senang. Ada yang memakan snack, bernyanyi, dan bercakap dengan teman sebangkunya. Nada Janeeta Permana misalnya. Siswi kelas V Bussiness ini memilih bernyanyi di sepanjang perjalanan.
Pukul 07.50 WIB, rombongan asal Kota Pudak tiba di Museum Mpu Tantular, Jalan Raya Buduran, Bedrek, Siwalanpanji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Semua siswa menerima lembar kerja peserta didik (LKPD) untuk mereka kerjakan. Mereka diminta mencatat cagar budaya apa saja yang ada di Museum Mpu Tantular. Tepat pukul 08.00 WIB, mereka mulai menjelajah.
Di sana, mereka mendapatkan penjelasan dari salah satu petugas Seksi Bimbingan dan Edukasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Puguh Wiratno. Pria yang akrab disapa Pegi itu menerangkan, “Museum Mpu Tantular dulu bernama Stedelijk Historisch Museum Soerabaia.”
Keunikan dari museum ini, lanjutnya, berpindah tempat sebanyak lima kali. “Empat kali berada di Surabaya dan terakhir di Sidoarjo,” ungkap Pegi.
Ia lantas mengungkap mengapa perpindahan itu terjadi. “Pertama, museum belum punya lahan sendiri. Di Surabaya masih pinjam tempatnya,” ujarnya.
Kedua, koleksi museum semakin bertambah banyak jadi membutuhkan ruang yang lebih besar. “Akhirnya kita cari dan dapat di Sidoarjo,” terangnya.
Ada berapa koleksinya? Ia mengungkap kini mencapai 15.200. “Koleksi sebanyak itu dulu kita dapat dari pemberian atau hibah,” kata Pegi.
“Kalau adik menemukan benda cagar budaya, jangan dijual di luar! Tapi laporkan dan serahkan ke museum. Bisa museum mana saja. Pihak museum akan meneliti kembali benda temuan itu. Yang berkaitan dengan sejarah kita ambil. Ada Undang-undangnya,” tambahnya.
Kunjungi Pabrik
Para siswa lalu diarahkan menuju Galeri Von Faber. Nama ini diambil dari nama seorang kolektor asal Jerman bernama Godfried Hariowald von Faber, pendiri Museum Mpu Tantular.
Galeri itu terdiri dari dua lantai. Lantai pertama ada replika candi dan benda-benda antik lainnya. Sedangkan di lantai kedua, para siswa bisa menemukan teknologi pertama dan perabotan zaman dahulu. Misalnya, sepeda, kipas, permainan.
Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Rombongan ini berkunjung ke
PT Amerta Indah Otsuka, Jalan Sumber Waras No. 25, Karang Sono, Kalirejo.
Dalam kawasan ini, ada beberapa pabrik di bawah naungan PT Amerta Indah Otsuka. Pertama, mereka mengunjungi Pabrik di mana Soyjoy diproduksi. Yaitu snack dengan Glycemic Index (GI) rendah yang terbuat dari tepung kedelai. Lalu ke pabrik yang memproduksi Pocari Sweat, minuman yang mengembalikan ion tubuh.
Perusahaan ini juga memiliki beragam produk lainnya. Siswa diajak mengenalnya satu per satu. Misal, ion water. Ini sejenis Pocari Sweat tapi tidak manis. Jadi cocok bagi orang-orang yang sudah tua. Adapula minuman OronaminC, mengandung vitamin C. Selain itu juga ada Fibe Mini, minuman serat harian yang mudah dikonsumsi.
Usai tiba di sekolah pada pukul 15.00 WIB, siswa kelas V Bussiness Nada Janeeta Permana menyampaikan perasaannya. “Sangat senang karena pertama kali field trip ke suatu pabrik besar yang mempunyai banyak produk. Kita dikasih minum gratis produknya dan pin,” ujarnya. (*)
Penulis Nada Janeeta Permana Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni