PWMU.CO – Rakornas Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah berlangsung di Auditorium Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah Jumat (31/5/2024). Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib MPd membuka acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) tersebut.
Dalam sambutannya Irwan menyampaikan tinggal dua puluh satu tahun lagi menuju Indonesia emas 2045. “Tinggal dua puluh satu tahun lagi menuju Indonesia emas 2024. Jika ingin sukses maka pendidikan ini menjadi investasi masa depan,” tuturnya.
Ia menambahkan untuk menyongsong Indonesia Emas maka rakornas ini menjadi tema yang penting dan tentu harus diimplementasikan.
“Tidak boleh sekolah ala kadarnya kalau ingin menyiapkan generasi emas, ketika sekolah Muhammadiyah maju dan unggul, sekolah di tataran menengah ke bawah tidak boleh diabaikan,” imbuhnya.
Menurutnya memang dibutuhkan keseriusan majelis tingkat pusat hingga daerah dalam mencapai pendidikan Muhammadiyah yang bermutu.
“Perlu memikirkan sekolah-sekolah yang ada di daerah. Pendidikan itu investasi masa depan, salah satu fungsi pendidikan Muhammadiyah adalah untuk pengaderan,” ungkapnya.
Dan pengaderan itu, lanjutnya, yang bagus itu dimulai dari sekolah dasar bukan dari perguruan tinggi.
Ketua Majelis Dikdasmen Didik Suhardi PhD saat sambutan menyampaikan bahwa dengan berbagai dinamika mulai Musyawarah Wilayah dan Daerah hingga tahun 2023, baru bisa menyelenggarakan Rakornas di tahun 2024.
“Tahun 2024 baru bisa koordinasi karena dinamika Musyawarah Wilayah dan Daerah lalu struktur baru selesai terbentuk,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada semua peserta rakornas.
“Selamat datang di Jawa Tengah,” ucapnya. Ia menyampaikan bahwa Muhammadiyah Jawa Tengah di Rakornas ini menampilkan sesuatu yang istimewa.
Qorinya membacakan Alquran dengan cara tilawah, lagu Sang Surya dinyanyikan dengan iringan biola dan ada penampilan tari saman.
Hal itu menegaskan bahwa musik tidak haram di Muhammadiyah. “Musik tidak haram di Muhammadiyah, pendidikan Muhammadiyah harus berkemajuan,” imbuhnya.
Menurut Martono Ketua panitia lokal rakornas peserta yang sudah hadir sebanyak 350 orang. “Sudah ada 350 peserta yang datang, mungkin juga akan terus bertambah karena masih ada peserta yang datang dan mendaftar secara offline,” ucapnya.(*)
Penulis Naimul Hajar Editor Muhammad Nurfatoni