IPM Jatim Kecam Bullying Pelajar hingga Meninggal di Batu

IPM Jatim
Ilustrasi peristiwa kekerasan remaja.

PWMU.CO – IPM Jatim mengecam bullying seorang pelajar di Kota Batu hingga menyebabkan tewas.

Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur (PW IPM Jatim) Hengki Pradana menyatakan, kekerasan semacam itu tidak dapat ditoleransi dan harus dihentikan demi menjaga rasa aman dan nyaman pelajar.

”Apalagi sampai menyebabkan seseorang meninggal dunia, ini sudah keterlaluan,” kata Hengki Pradana, Ahad (2/6/2024).

Hengki mengatakan, kenakalan remaja seperti ini sudah kebablasan. Dia berharap pengawasan orangtua serta lingkungan bisa mencegah peristiwa bullying di kalangan pelajar. Lebih-lebih yang berakibat fatal berujung pada kematian.

”Kasus seperti ini harus diselesaikan secara hukum sebagai bentuk ketegasan dan pembelajaran agar yang lain tidak meniru kejadian keji seperti ini,” tambahnya.

Dia mengapresiasi polisi Kota Batu yang bertindak cepat menangani kasus ini begitu ada laporan dan sudah membawa sejumlah pelaku dimintai keterangan.

Ramai diberitakan media, seorang pelajar SMP Negeri di Kota Batu, Jawa Timur, berinisial R meninggal dunia, Jumat (31/5/2024).

Diduga penyebab kematian akibat luka dalam di bagian kepala. Penyebabnya pemukulan dan pengeroyokan oleh teman-temannya pada Rabu (29/5/2024).

Beberapa informasi yang dihimpun menyebutkan, insiden bermula pada Selasa (28/5/2024) malam, R menolak permintaan temannya berinisial A untuk meng-copy tugas sekolah. Penolakan ini membuat A marah dan menantang R berkelahi.

Keesokan harinya R mengikuti ujian di sekolah. Setelah pulang meminta ibunya untuk diantar ke tempat belajar kelompok.

Di tempat belajar kelompok, teman-temannya membawa R naik motor ke sekitar perumahan Songgokerto. Di tempat ini R dipukuli secara keroyokan.

Menurut adik kembar korban, ada  dua orang yang berperan banyak memukuli kakaknya, yaitu A dan L. Sementara teman yang lain menyaksikan.

Setelah pengeroyokan, R diturunkan di dekat pom bensin dan berjalan kaki pulang. Pada Ahad (26/6) R mengeluh sakit kepala kepada orangtuanya.

Pada Jumat (31/5/2024) pagi, R mengeluh sakit di kepala, dada, dan punggung disertai mual. Padasaat itulah R mengaku habis dipukuli temannya.

Lalu dia dibawa ke Rumah Sakit Hasta Brata Bhayangkara. Hasil CT Scan menunjukkan ada pendarahan di otak. Nenek korban, Tuti, menyebut keluarga setuju tindakan operasi. Namun R meninggal pukul 11.00 sebelum tindakan medis dilakukan.

Tuti menuturkan, cucunya R anak pendiam yang hobi memancing. Pelaku A dikenal nakal.

Sementara polisi telah menangkap lima anak untuk diperiksa berkaitan dengan peristiwa pemukulan itu.

Penulis Faqih  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version