PWMU.CO – Latihan public speaking di SD Muhammadiyah Wringinanom Gresik lewat kuliah tujuh menit alias kultum, Kamis (30/5/2024).
Pukul 12.10 WIB, bel sekolah berbunyi. Ini menandakan waktu shalat Duhur telah tiba. Sebagian guru dan seluruh siswa kelas V SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) Gresik bergegas menuju Masjid an-Nuur yang berjarak 10 meter dari sekolah.
Terlihat siswa berdiri antre mengambil air wudhu. Kemudian, mereka memasuki ruang masjid secara bergantian. Haykal Danendra Hisyam Hammam siswa kelas V maju untuk mengumandangkan adzan.
Setelah adzan, para siswa membaca doa sesudah adzan lalu shalat sunah. Lalu shalat Duhur berjamaah.
Usai shalat ada kultum dari siswa bergantian sesuai jadwal yang disusun koordinator Ismuba. Hari itu, giliran Fynka Raqilla Ashesya Ramadhani kelas V Abu Hurairah menyampaikan kultum berjudul Percaya Diri.
“Sebagai orang yang beriman, kita harus percaya diri dan tidak lemah di hadapan orang-orang kafir karena Allah akan mengangkat derajat orang mukmin,” katanya sembari membaca surat Ali Imran ayat 139.
Usai kultum Fynka menyampaikan ceramah di depan teman-teman sendiri bukanlah hal yang mudah. ”Tetap saja masih grogi dan malu padahal sudah sering kultum,” katanya.
Dia bersyukur guru selalu memotivasi dan mendorong agar berani dan percaya diri dalam menyampaikan kultum di hadapan teman-teman.
“Kesempatan seperti ini belum tentu didapatkan di sekolah lain dan yang terpenting pengalaman ini akan sangat bermanfaat untuk masa depan nanti,” jelasnya.
Kultum kedua oleh Fikri Haikal Ibaniansyah. Temanya keutamaan mempelajari al-Quran.
Melatihan Keberanian
Koordinator Kesiswaan Mufidatul Latifah SPd menjelaskan, program latihan public speaking dibuat untuk melatih keberanian tampil di muka umum.
Kultum di depan teman-teman, lanjutnya, merupakan salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan public speaking.
“Kita biasakan mereka untuk berani menyampaikan hal-hal baik di hadapan orang lain sehingga nantinya mereka bisa tampil dan terjun di tengah masyarakat tanpa rasa takut atau malu,” terang Fida.
Siswa dilatih oleh wali kelas atau guru pembimbing. ”Anak-anak ada bimbingan atau kadangkala mereka buat sendiri naskah kultum kemudian dikonsultasikan ke guru pembimbingnya,” paparnya.
Anak-anak dibekali cara menyampaikan materi, mulai dari salam pembuka hingga salam penutup berserta ekspresi, gesture (bahasa tubuh), dan intonasinya.
Penulis Rahmat Syayid Syuhur Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Sugeng Purwanto