PWMU.CO – Siswa TK Asiyiyah I Probolinggo menampilkan operet kisah perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam Gebyar Seni dan Kreativitas, di Gedung Paseban Sena, Jalan Suroyo No. 50-51 Kecamatan Mayangan, Ahad (2/6/2024).
Judul operetnya Sang Pencerah di Bumi Jawa. Operet ini menceritakan kisah KH Ahmad Dahlan yang mendakwahkan agama Islam sehingga berdirilah suatu organisasi Islam bernama Muhammadiyah.
Koordinator Gebyar Seni dan Kreativitas Dwi Febria Wulandari SPd menjelaskan alasan mengusung kisah tersebut. “Untuk mengenalkan tokoh besar organisasi Islam yakni Muhammadiyah. Ini juga sebagai pembuktian bahwa TK Aisyiyah I Probolinggo merupakan amal usaha Aisyiyah yang bernaung di bawah Muhammadiyah untuk terus berdakwah di bidang Pendidikan,” terangnya.
Empat pemeran tokoh utama dalam operet tersebut yakni Muhammad Bhirawa Anoraga sebagai KH Ahmad Dahlan, Muhammad Naufal Syahreza sebagai Ayah KH Ahmad Dahlan, Prameisya Attara Farania Akbar sebagai Ibu KH Ahmad Dahlan, dan Altaf Probo Gemilang sebagai Kiai Gede. Selain itu ada enam anak yang berperan sebagai Masyarakat Desa Kauman, Yogyakarta.
Cuplikan kisah ini memberikan konflik yang membuat hati penonton terenyuh sedih. “Ini terdapat saat adegan KH Ahmad Dahlan terasingkan dan disebut kiai kafir oleh masyarakatnya,” ungkap Febria Wulandari.
Hal tersebut karena Kiai Dahlan mengajarkan metode yang berbeda secara modern dan rasional dalam memperluas ajaran Islam. Dari peristiwa itu tiba-tiba langgar tempat KH Ahmad Dahlan dirobohkan.
“KH Ahmad Dahlan tetap bersikap sabar dan ihklas menanggapi masalah. Kemudian Ia bangkit beserta santri-santri yang setia mendukungnya. Dia membangun lagi langgar tersebut dan terus berjuang untuk mendakwahkan ajaran Islam secara kaffah,” lanjutnya.
Dia menambahkan pada akhirnya Kiai Dahlan membentuk kelompok kecil yang beranggotakan remaja santri. Saat itulah lahirlah organisasi Muhammadiyah. “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah,” ujar Muhammad Bhirawa.
Operet pun berakhir, para penonton menikmati alur ceritanya dengan penuh haru. Bukan hanya sampai di situ saja, masih ada kejutan dari peserta didik dan guru-guru.
Lebih lanjut anak-anak kelompok B bersiap membawa setangkai bunga mawar dan menyanyikan lagu pisah kenang. Setelah menyanyi, anak-anak turun dari panggung menuju orang tua masing-masing memberikan bunga tersebut dengan iringan puisi dari para guru. Tangisan para orang tua memecah di ruangan tersebut.
Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (Kabid PAUD dan PNF) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo Heri Wijayani MPd mengungkapkan kesannya.
“Terima kasih telah diberi kesempatan merasakan pengalaman spiritual dalam operet ini, saya merinding dan tak sadar meneteskan air mata saat menikmati operetnya,” ungkapnya.
Wali siswa kelas A4 Diva Aira Abdilla menyampaikan ucapan terima kasih atas sajian acara yang luar biasa dengan fasilitas dan konsumsi yang nyaman. Dia berharap tahun depan acaranya semakin meriah. (*)
Penulis Wike Widiawati Editor Mohammad Nurfatoni/MS