PWMU.CO – Penyuluh Agama KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Lailatul Fithriyah Azzakiyah S.H.I., M.Pd.I meraih Juara I Penyuluh Agama Islam Award 2024 Bidang Peningkatan Literasi Al-Quran tingkat Provinsi Jawa Timur.
Informasi tersebut diumumkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur, Kamis (23/5/2024) di Southern Hotel Jalan Raya Jemursari No 110 Surabaya.
Ella, sapaan akrab Lailatul Fithriyah Azzakiyah, mengaku tak menyangka terpilih sebagai nominator Penyuluh Terbaik I dalam Bidang Peningkatan Literasi Al-Quran. Selanjutnya ia akan mewakili Jawa Timur di tingkat nasional.
Selain Ella, Kemenag Jawa Timur juga menetapkan tujuh penyuluh agama Se-Jatim yang lolos dan siap dikirim ke tingkat nasional. Tujuh orang tersebut adalah Marsidi (Kabupaten Malang), Moh. Mahin (Kabupaten Probolinggo), Ni’matul Khoiriyah (Kabupaten Tulungagung), Bambang Utomo (Kabupaten Bojonegoro), S. Imroatul Ulfiyah (Kota Mojokerto), Arif Samroni (Kabupaten Blitar), dan Habibur Rohman (Kabupaten Lamongan).
Pengasuh Kajian Keislaman Muslimah Indonesia Singapura itu menceritakan prosesnya mengikuti Seleksi Penyuluh Agama Islam Award 2024. “Awalnya saya ikut sebagai perwakilan peserta dari Kantor KUA Kecamatan Dau,” ungkapnya.
Saat mewakili tingkat Kecamatan itu, Ella mengikuti seleksi pertama dengan mengumpulkan berkas portofolio, video dan karya tulis ilmiah untuk diseleksi di tingkat Kabupaten. Setelah itu ia lolos di tingkat Kabupaten dan masuk tiga besar dari Kabupaten Se-Jawa Timur.
Setelah seleksi di Kabupaten, selanjutnya adalah di tingkat Provinsi Jawa Timur. Pada saat itu, ada tiga peserta yang lolos yakni Lailatul Fithriyah yang mewakili Kabupaten Malang, Ahmad Fathoni (Kabupaten Trenggalek) dan Millah Kameliya (Kabupaten Jombang).
“Di tingkat Provinsi itu, kami harus presentasi di hadapan para juri. Pada tahap presentasi dan tes wawancara itulah saya dinobatkan untuk mewakili Jawa Timur di tingkat nasional,” ujarnya kepada PWMU.CO, Selasa (4/6/2024).
Metode TQT untuk Berantas Buta Makna Al-Quran
Dalam presentasinya, Ella memaparkan Program Tahfizh Quran Tematik (TQT) sebagai metode pemberantasan buta makna al-Quran. Program ini ia canangkan dengan cara mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tema tertentu. Dimulai dari kisah-kisah yang sering didengar seperti kisah nabi, orang-orang shalih, binatang, kejadian alam, hingga sains dan teknologi.
“Program TQT ini mengajak para peserta tidak hanya sekadar menghafal al-Quran, namun dibarengi dengan pemahaman makna ayat yang dihafal. Itulah kiranya yang menjadikan metode ini mudah diterima dan disukai semua kalangan, dari usia dini hingga lansia. Program ini memiliki tagline ‘Insya Allah hafal dan paham,” jelasnya.
Ella mengatakan, Program TQT ini telah diterapkan di beberapa sekolah seperti MTs Khadijah Malang, SD Aisyiyah Kota Malang, dan PAUD Dinar Inovasi Kediri. Ella juga mengampu kelas Ngaji Kitab Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, perkumpulan ibu-ibu di sekitar Dau Malang, hingga program TQT internasional via daring yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara.
“Program TQT ini telah mengantongi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) sejak 2016. Kami memiliki filosofi mulai dari yang mudah, mulai dari yang disuka, dan mulai dari yang dekat,” tutur wanita kelahiran Lamongan 1 Agustus 1981 ini.
Dia menjelaskan, TQT juga mengadopsi teori pendidikan modern seperti multiple intelligences, teori belahan otak, dan mind mapping. Sedangkan target yang dicapai dari program ini adalah memahami kandungan surat, paham arti dan makna ayat, pengayaan kosakata bahasa arab, serta ada kesan dan motivasi yang dibangun bersama peserta.
“Alhamdulillah, semoga program ini bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ayat al-Quran. Sehingga kita tidak hanya fokus pada hafalan namun juga pemahaman,” harap alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Bupati Malang, Drs H M Sanusi MM memberikan dukungan untuk Lailatul Fithriyah dalam menggalakkan program ini.
“Saya menyambut baik TQT yang digagas saudari Lailatul Fithriyah. Semoga gagasan ini menambah semangat masyarakat untuk mengkaji al-Quran dari segi lafadz dan makna. Mudah-mudahan program ini membawa manfaat untuk umat,” ucapnya.
Selain itu, pakar ilmu-ilmu al-Quran yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Dar al-Quran Kebon Baru Cirebon, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad Lc MA juga memberikan dukungan atas adanya program TQT ini.
“Saya menyambut baik program Tahfizh Quran Tematik yang digagas oleh saudari Lailatul Fitrhriyah Azzakiyah, penyuluh Agama Islam Kabupaten Malang untuk mengikuti seleksi Penyuluh Agama Islam Award tingkat nasional. Semoga metode ini membawa manfaat dan keberkahan bagi umat islam Indonesia. Aaminn yaa rabbal ‘aalamiin,” kata anggota Lajnah Pentashih Al-Quran Departemen Agama Republik Indonesia ini. (*)
Penulis Erfin Walida Rahmania Editor Nely Izzatul