PWMU.CO – Bambang Utomo dinobatkan sebagai nominator Penyuluh Agama Islam terbaik I dalam Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat tingkat Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya ia akan mewakili Jatim untuk melaju ke tingkat nasional.
Hal itu disampaikan setelah ia mengikuti seleksi Penyuluh Agama Islam Award tingkat Provinsi Jawa Timur, Rabu (22/5/2024) di Southern Hotel Jalan Raya Jemursari No 110 Surabaya.
Atas dedikasinya dalam berdakwah dengan metode dakwah Islam Preneurship, pria kelahiran Bojonegoro ini lolos melalui proses penjaringan dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro, selanjutnya persentasi di tingkat provinsi.
Bambang Utomo (54 tahun), adalah Penyuluh Agama Islam Fungsional Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro yang ditugaskan di Kecamatan Kedungadem dan Baureno.
Peran tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang penyuluh agama tidak diragukan lagi. Meskipun memiliki kesibukan sebagai pengusaha, ia tetap berkomitmen mendahulukan tuganya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Bambang Utomo juga berkhidmat di berbagai organisasi Kemasyarakatan, Agama dan Sosial seperti sebagai Da’i Kamtibmas Polres Bojonegoro, Ketua DMI, Ketua PCM Kedungadem, Pengurus Orda ICMI, IPHI dan Pengurus BKMT Bidang Ekonomi.
Prinsip Hidup Harus Bermanfaat
Kepada PWMU.CO, Bambang Utomo menyampaikan prinsip hidupnya adalah, Khairunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Dalam mengemban tugas pokok sebagai Penyuluh Agama, dia tidak hanya berdakwah di bidang keagamaan saja, tetapi juga di bidang kewirausahaan. Hal itu ia buktikan dengan mengangkat para pedagang kecil agar mampu bersaing dengan produk jajanan atau minuman yang dihasilkan oleh pabrik. Misalnya pentol pabrik, mie instan, minuman sachet, dan lain-lain.
Dia juga memberikan wawasan kepada masyarakat, bahwa makanan yang diolah sendiri tetap sehat, higienis dan halal. Bahkan dagangan milik 40 Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai warga binaanya telah bersertifikat halal, sesuai dengan yang menjadi program unggulan Kemenag saat ini.
Selain kajian tentang kewirausahaan, ia juga memberikan permodalan. “Karena selama ini, sebagian PKL masih mendapatkan tambahan permodalan dari bank harian atau mingguan dengan membayar bunga yang tinggi,” ucapnya.
Atas dasar itu, pada tanggal 17 Juni 2017 ia mengumpulkan PKL untuk membentuk sebuah Paguyuban yang disebut Aspeka (Asosiasi Pedagang Kaki Lima) dengan kegiatan sebulan 2 kali pertemuan yang diisi dengan kajian Al-Islam dan Kewirausahaan.
“Alhamdulillah, atas gerakan inilah selama 7 tahun banyak PKL yang sudah mentas dari keterbelakangan dalam pemahaman agama maupun kewirausahaan. Terbukti PKL keliling semua sudah menggunakan motor dalam menjajakan daganganya yang semula dengan gerobak dorong dan sepeda pancal,” tuturnya.
Bambang utomo juga menciptakan sistem arisan motor Taawun (saling membantu) bagi para PKL. Diajaklah mereka mengikuti arisan sepeda motor tersebut dengan angsuran hanya 200.000 per bulan. Hal ini menurutnya lebih murah dibanding dengan kredit di Leasing untuk mendapatkan sebuah Motor Honda Revo.
Dalam menjalankan aksinya tentang pendanaan ini, Bambang Utomo berkolaborasi dengan BMT Amanah Bersama. Ia memfasilitasi para PKL dan warung kecil pendanaan tanpa anggunan bahkan tanpa ujroh (bunga) dengan syarat tertentu.
“Anggotanya jika mampu menyiapkan jaminan surat berharga yaitu setor hafalan surat pendek di antara yang ada di juz 30,” ucapnya. (*)
Penulis Samsul Arifin Editor Nely Izzatul