PWMU.CO – Muhammadiyah berarti kita sudah memilih jalan kerja. Jalan kerja itu adalah jalan yang memang bersusah payah dan terjal.
Demikian yang disampaikan Wakil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi dalam sambutan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) ke-14 yang digelar di Rayz UMM Hotel Malang, Jumat-Sabtu (31-1/5/6/2024).
Rakerwil bertema Membangun Klinik Muhammadiyah-Aisyiyah Yang Tanggap dan Tangguh Terhadap Perubahan Ini diikuti 50 klinik Muhammadiyah-Aisyiyah se-Jawa Timur dengan jumlah peserta 164 orang.
Tamhid mengatakan, KH Ahmad Dahlan sudah membikin dan menggagas amal usaha Muhammadiyah yang sudah besar.
“Itulah jalan terjal yang dilakukan KH Ahmad Dahlan dan diturunkan kepada murid-murid beliau dengan ajaran teologi al-Maun agar mengajarkan suatu kesadaran daya juang tinggi, bukan untuk dirinya tetapi untuk kepentingan kemaslahatan umum,” katanya.
Kemudian KH Ahmad Dahlan membikin yang namanya PKU (Penolong Kesengsaraan Umum). Ini sebuah semangat yang harus ditanamkan kepada kita semua, bukan hanya pimpinan amal usaha, tetapi juga oleh pimpinan persyarikatan kata Tamhid.
Fastabiqul Khoirot
Dia mengutip potongan al-Quran surat al-Maidah ayat 48 yang artinya kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikanNya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Tamhid menjelaskan, segala sesuatu sudah ada syaratnya, tata caranya dan ada jalan yang diambil sebagian dari semangat untuk membantu.
“Muhammadiyah sudah mengikuti apa yang sudah dijadikan Allah sebagai sebuah kekuatan. Jika Allah menghendaki bahwa di dunia ini hanya satu umat Islam saja bisa, tetapi tidak begitu, bahwa di dunia ini bermacam-macam pandangan hidup, perilaku hidup dengan tujuan apa? untuk membangun yang disebut fastabiqul Khoirot berlomba-lomba dalam kebaikan,” jelasnya.
Kalau kita sudah berpegang pada prinsip, maka klinik yang kita kelola itu harus lebih baik dari pada yang lain. Maka apa yang telah dilakukan oleh dokter Abdul Manaf, Edy, Alifin, Munadi dan kawan-kawan yang lain membina panjenengan semua ini dalam rangka untuk fastabiqul Khoirot. Kita berada didepan dalam pengelolaan klinik ini.
“Jika kita diberi amanah dan mengalami cobaan, tantangan itu kita hadapi dan tentu Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita semua,” katanya.
Untuk itu, tegasnya, maka perlu ditanamkan apa yang sering dicontohkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pak Haidar Nashir diberbagai kesempatan agar kita memiliki daya, kekuatan dalam membangun amal usaha. Apa kekuatan yang bisa ditampilkan dalam membangun amal usaha ada enam.
Membangun Amal Usaha
Tamhid menjelaskan, ada 6 kekuatan dalam membangun amal usaha. Pertama ruhul Islam, ada jiwa yang ada di hatinya dalam mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
“Kedua adalah misi dakwah dan tajdid. Itu yang terus dilakukan Muhammadiyah,” katanya.
Ketiga adalah ikhlas dalam beramal. Maknanya apa? Dilakukan benar-benar atas dasar Ihsan. Ihsan itu adalah bahwa dalam beramal dimonitor Allah SWT. Keempat adalah amal usaha Muhammadiyah, digerakan dengan sebuah sistem modern.
Tamhid menjelaskan, jika Bapak-Ibu mengelola klinik tatkala diminta untuk sharing kaitannya dengan pembinaan keuangan, maka agar kita semua bisa bagaimana mengelola klinik dengan baik.
Kelima adalah adaptif terhadap perubahan yang ada, apalagi kita masuk ke dunia BPJS, perubahannya itu kadang-kadang satu bulan peraturannya berubah. Jangan menunggu satu tahun, kalau menunggu tahunan kita akan terjerat oleh peraturan yang sudah lewat.
Oleh karena itu, perubahan-perubahan itu harus adaptif karena ini sangat cepat sekali, kita harus mampu melakukan perubahan dengan sebaik-baiknya.
Keenam kekuatan yang dimiliki oleh Muhammadiyah adalah semua yang kita lakukan ini bukan banyak untuk Muhammadiyah, tetapi untuk rahmatan lil alamin berlaku pada semuanya.
Tamhid berharap kepada peserta Rakerwil, semangat ini terus-meberus dibangun. Apalagi rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah di Jawa Timur punya 37 rumah sakit. Rumah Sakit yang tipe B ada dua yaitu RSML dan RS Siti Khadijah Sepanjang, kemudian yang tipe C sudah banyak ungkapnya.
“Semangat luar biasa pada klinik-klinik Muhammadiyah-Aisyiyah yang ada di Jawa Timur. Dari 52 klinik dia berharap yang tiga segera mengikuti jejak untuk melakukan akreditasi, sehingga kita bisa berpacu dengan waktu untuk mengejar ketertinggalan di tempat kita masing-masing dan menuju pada klinik yang unggul tandasnya,” tandasnya. (*)
Penulis Slamet Hariadi. Editor Ichwan Arif.