PWMU.CO – SD Mugeb gelar STEM Exhibition perdana, Selasa-Rabu (28-29/5/2024).
Pameran karya inovasi Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik ini berlangsung di lapangan futsal sekolah ramah anak itu.
Siswa kelas 6 memamerkan 43 karya inovasi sebagai tugas akhirnya.
Pada hari pertama, pameran terbuka untuk siswa dan guru SD Mugeb, sebutan keren sekolah ini. Hari kedua, pameran terbuka untuk mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) dan wali siswa.
Sebelum pameran, mereka melewati beberapa proses. Yaitu sosialisasi internal, pembekalan dari dosen Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), pengerjaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan guru pembimbing, penguatan internal KTI dan pengecekan progres setiap kelas, persiapan pameran, penguatan presentasi oleh guru pembimbing, hingga uji presentasi dan pameran. Ini sebagai pengganti ujian praktik per mata pelajaran.
Salah satu juri dosen UMG Nataria Wahyuning Subayani MPd mengapresiasi performa siswa saat presentasi maupun memamerkan karyanya.
“Saat presentasi sudah 80 persen anak yang tampil dengan percaya diri menjelaskan karya inovasinya, yang 20 persen masih malu-malu,” ujar ibu dua anak ini.
Nata, panggilan akrabnya, juga memuji salah satu karya siswa yang baginya unik dan orisinal, yaitu toples hygienis. Toples ini terinspirasi dari tiga jenis tempat sampah terpilah.
“Anak-anak itu mikirnya masih simpel, tapi bisa berkembang menjadi sebuah karya. Idenya ditangkap dari sebuah hal yang simpel kemudian jadilah sebuah barang yang baru walaupun itu masih belum sempurna. Dari ketidaksempurnaan inilah saya yakin ini masih orisinil,” terang wali siswa Medina Natsir Wiranata kelas IV Ibrahim ini.
Dia kemudian menjelaskan, toples itu siswa rancang seperti dispenser. Ada kran yang bisa diputar agar jajan bisa keluar sendiri. Toples tersebut berisi makanan seperti kacang-kacangan.
“Misal saya ngambil kacang dari toples, terus orang lain ngambil juga, nah itu kan nanti banyak terkontaminasi tangan. Jadi biar tidak terkontaminasi, dibuatlah kran,” paparnya.
Nata mengungkap, ada hal tak terduga yang terjadi saat kelompok tersebut mempresentasikan karyanya. “Pada saat presentasi, mereka kebablasan, pas dibuka (krannya) jadinya byoorr.. tumpah itu jajannya,” terang Nata diikuti gelak tawa.
Justru dari kejadian itu, Nata semakin yakin bahwa karya ini orisinal dari anak-anak karena belum sampai pada level antisipasi.
“Jadi tadi saya katakan kalau karya kalian ini bagus, cuma ayo dipikirkan bagaimana caranya agar kran tersebut saat dibuka jajannya tidak sampai tumpah semua,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ir Nisfu Asrul Sani SKom MSc, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya juga turut hadir sebagai juri karya siswa yang berkaitan dengan teknologi.
Menurutnya, program ini bisa melatih anak-anak berpikir logis dalam mengolah suatu kasus.
“Kalo STEM itu memang menjadikan anak-anak itu fight dengan segala keterbatasan yang ada, ya itu yang diolah,” ujarnya.
Kemampuan untuk mengolah itu yang penting, sambungnya, meskipun nanti lulusnya entah jadi apa tapi bekal mengolahnya itulah yang nanti akan dipakai.
Misal mengajari coding, lanjutnya, itu tujuannya tidak harus semua anak jadi programmer. Intinya, mengajari anak bagaimana berpikir logis.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan Pendidikan Rizka Navilah Safitri SPd SD Muhammadiyah 1 GKB menyampaikan, ke depan, tindak lanjut kegiatan ini adalah membukukan laporan karya inovasi yang telah dibuat oleh siswa.” (*)
Penulis Mar’atus Sholichah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Sugeng Purwanto