PWMU.CO – Masak menjadi kegiatan Pelatihan Jaya Melati 1 (Jati 1) paling seru bagi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) paling seru.
Pelatihan Jaya Melati 1 berlangsung di Kampus 3 Umsida Jalan Raya Lebo Suko Sidoarjo, Ahad (2/6/2024).
Diawali dengan senam pagi lanjut acara masak. Ini jadi kegiatan paling heboh tiap kelompok membuat masakan paling lezat. Semua sudah menyiapkan bahan masakan.
“Keterampilan masak perlu dimiliki oleh para pelatih sehingga bisa mengajarkan peserta,” terang pelatih HW Khusnul Abidin.
Pria yang akrab disapa Ramanda Abidin ini pelatih yang mendampingi Pelatihan Jati 1 PGSD Umsida.
Sambil melihat para peserta yang sedang masak, Ramanda Abidin menjelaskan tujuan kegiatan memasak dalam perkemahan.
“Tujuannya untuk melatih kemandirian. Seorang pandu harus bisa masak. Minimal untuk kebutuhannya sendiri,” terang dia.
Masak ala HW harus memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna. Ada lauk pauk, karbohidrat, vitamin, dan protein.
Masakan juga tidak boleh instan. Boleh cuma disiram air panas sudah selesai. “Minimal nasi, lauk, sayuran. Kalau tidak ada susu tidak masalah, yang penting mengenyangkan dan menyehatkan,” lanjut Ramanda Abidin.
Unsur tambahannya ada menyenangkan. Aktivitas seru yang dilakukan oleh pekemah. Biasanya selalu dibaluri rasa gembira sambil menikmati pemandangan alam.
“Masak apapun itu jadi enak kalau lagi berkemah. Masak simpel tapi menyenangkan,” seloroh Ramanda Abidin.
Dominan Mi
Sambil berjalan meninjau para peserta yang sedang masak, Ramanda Abidin dan Bunda Maharti Rahayuningtyas memberikan tips pada peserta. Rata-rata banyak yang masak mi.
“Ini masak apa?” tanya Ramanda Abidin.
“Oseng-oseng tempe.”
“Tempe mendoan.”
“Telur gulung.”
“Pasta.”
“Menggoreng sosis.”
“Nasi goreng.”
“Bihun goreng.”
Setiap kelompok sudah menyiapkan bahan untuk menu andalan. Namun dari bahan-bahan yang disiapkan kebanyakan mi.
“Kalau ini masak apa?” tanya Ramanda Abidin. “Mi sarang telur burung,” jawabnya kompak.
Ternyata setelah masuk penilaian, mi sarang telur burung itu mirip sarang burung beneran.
Mi dibeber di piring membentuk lingkaran. Di tengah diberi dua telur rebus yang sudah dikupas. Satu utuh, satu dipotong tengah -bukan dibelah dua- seperti pada umumnya.
Setengah dipasang tengkurap setengah dipasang menghadap ke atas. “Oh ini mi sarang telur burung,” kata Ramanda Abidin dan Bunda Maharti kompak.
Ada lagi yang masak pecel Nganjuk lengkap dengan peyeknya. “Loh kok pecel Nganjuk? Bukan pecel Sidoarjo?” tanya Ramanda Abidin.
“Bukan Ramanda, karena bumbunya dari Nganjuk,” jawab peserta serempak.
Apapun masakannya yang penting semua senang, semua kenyang.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto