PWMU.CO – Kutip surat Ali-Imran ayat 139, siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur Delisha Rachmania Purwanto membikin haru Spemdalas Final Moment (SFM) di Giriloka Ballroom Aston Inn GKB Gresik, Sabtu (8/6/2024).
Di awal sambutannya, siswa IX International Class Program (ICP) Istanbul SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur ini menyampaikan ada suatu masa ketika kita semua diuji oleh Allah melalui pandemi. Di pertengahan terjadinya pandemik.
“Yakni Tahun 2021 adalah tahun pertama kita mengikuti kelas secara online. Rasanya baru kemaren kita duduk di depan gadget setiap pagi, untuk mengikuti pelajaran melalui zoom meeting,” katanya.
Dia menuturkan, hal ini membuat kita semakin sulit untuk belajar dan juga untuk mengenal guru dan teman-teman kita. Namun akhirnya, kita bisa bertemu secara tatap muka. Belajar dari situasi tersebut, membuat kita semakin bersyukur dengan keadaan dan perjuangan kita bersama.
“Momen belajar dengan situasi pandemi yang serba terbatas membuat kita semakin kuat, kreatif, dan berjuang demi masa depan kita, serta membuat kita semakin bersyukur atas waktu kebersamaan dengan keluarga dan meningkatkan rasa cinta kita kepada Allah SWT,” lanjutnya.
Semua akan berubah sebentar lagi, di SMA kita akan mendapatkan guru baru, teman baru, mata pelajaran baru, dan tantangan baru. Meskipun perubahan sudah menanti, kita tetap harus meneruskan nilai nilai keislaman, aqidah, akhlak, sikap dan karakter
Kemuhammadiyahan yang telah diajarkan oleh Spemdalas melalui senyum, doa, dan kerja keras para ustadz ustadzah kita semua.
“Kita semua tidak mungkin sampai pada titik ini, jika bukan karena orang tua kita. Orangtua kita telah bekerja keras agar dapat mewujudkan impian kita untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Doa dan air mata orang tua sebagai ridho mereka kepada kita untuk menjadi generasi unggulan shaleh shalehah, dan kelak sebagai investasi akhirat mereka,” ungkapnya.
Dia mengutip Surat Ali-Imran ayat 139 yang berbunyi, “Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.
Selanjutnya, pada kesempatan yang penuh syukur ini, atas nama teman teman kami, kepada ustadz ustadzah semua, pengelola Spemdalas, kami mohonkan keikhlasan atas kesalahan dan khilaf kami selama ini.
“Terima kasih atas seluas luasnya kesabaran yang telah diberikan. Semoga Allah menjadikan perjuangan ustadz ustadzah sebagai ladang amal jariyah yang selalu bersemi sampai akherat nanti. Dan kepada sekolahku yang tercinta,” ujarnya.
Dia berharap semoga Spemdalas tetap terus menumbuhkan siswa siswi yang hormat kepada orangtua dan guru, berakhlak mulia, rajin dalam belajar dan melaksankan ibadah, serta berani berinovasi dalam dunia pendidikan.
“Kepada ayah bunda yang tercinta, terima kasih atas perjuangan dan kasihsayang untuk mewujudkan mimpi kami. Semoga Allah selalu menyayangi dan mengangkat derajatmu setinggi-tingginya,” katanya.
Dia teringat pesan sahabat dekat saya sebelum saya meninggalkan Jerman. “Nimm dies nicht an als einen Abschied, aber als eine Chance für einen großen neuen Beginn. (Don’t see this as a farewell but see this as an opportunity for a great new start) (Angaplah ini bukan sebagai perpisahan, tetapi sebagai kesempatan untuk awal yang baru),” ucapnya. (*)
Penulis/Editor Ichwan Arif.