PWMU.CO – Smamda Films mengikuti Masterclass Festival Sinema Australia Indonesia(FSAI), Jumat (8/6/2024).
Siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya menghadiri undangan khusus Masterclass, Festival Sinema Australia Indonesia. Delapan siswa Smamda yang tergabung dalam ekstrakurikuler smamda films berkesempatan mendapat wawasan baru terkait perfilman pada FSAI yang digelar di Majapahit Hall ASEEC Tower Universitas Airlangga.
Mereka adalah Shine M 10.2, Didrika Ruvida R. 11.2, Saifullah Yusuf H. 11.4, M Junior Putra 11.5, Fashya Eliza 11.6, M Rasya 11.6,Calista Azzahra 11.8, dan Madinatul Ilmi 11.10.
Pada acara bertajuk Eksperimen: Masa lalu, Masa Depan, Masa yang Jauh ke Depan ini menghadirkan Dr Louise Curham sebagai narasumber. Dia adalah Lecturer Libraries Archives Records and Information Science School of Media, Creative Arts and Social Inquiry at Curtin University
Dr Louise menjelaskan tentang kapsul penyimpanan DNA.”Kapsul penyimpanan DNA adalah area penelitian yang menarik,” ungkapnya. Menurutnya Ilmuwan saat ini sedang mengeksplorasi penggunaan DNA sebagai media penyimpanan data.
Hal yang menarik, saat dia menjelaskan point-point penting penggunaan DNA sebagai penyimpanan data.
Point pertama, adalah terkait mikrokapsul. Dia menjelaskan para peneliti membuat mikrokapsul dari protein dan polimer. Setiap mikrokapsul berfungsi sebagai file DNA terkompartmentalisasi, terhubung dengan satu file data tertentu.
Kedua adalalah penyegelan aktivasi panas. “Mikrokapsul ini dirancang agar saat dipanaskan di atas 50°C, mereka menyegel sendiri. Ini mencegah perubahan yang tidak disengaja selama proses penggandaan DNA seperti PCR (reaksi berantai polimerase),” urainya.
Selanjutnya Ia juga memaparkan keuntungan penggunaan mikrokapsul DNA. Keuntungan yang pertama terkait Kepadatan. DNA dapat menyimpan banyak data dalam ruang kecil. Misalnya, setiap film yang pernah dibuat dapat muat dalam volume lebih kecil dari gula pasir jika disimpan sebagai DNA.
Keuntungan yang kedua adalah daya tahan. Daya tahan DNA stabil dan dapat bertahan ribuan tahun. Berbeda dengan metode penyimpanan tradisional yang terdegradasi seiring waktu.
Yang terakhir adalah potensi aplikasi. Selain arsip, penyimpanan DNA dapat merevolusi pemantauan kesehatan dan obat personalisasi.
Selain itu Dosen Curtin University itu menjelaskan aksesibilitas dari DNA. “Saat ini, penyimpanan DNA masih dalam tahap penelitian dan belum banyak diakses karena biaya dan kompleksitas. Namun, dengan perkembangan teknologi, aksesibilitasnya dapat meningkat,” tegasnya.
Kemudian dia juga menjelaskan penggunaan DNA dalam Industri Perfilman. Pertama DNA digunakan untuk penyimpanan media.
Dia menjelaskan kapsul penyimpanan DNA dapat digunakan untuk mengarsipkan rekaman film dan video. “Saat ini, industri film menggunakan teknologi seperti Linear Tape-Open (LTO) untuk menyimpan semua media yang diambil di lokasi syuting,” katanya.
“Lalu apa keuntungan LTO?,” tanyanya kepada audience.
LTO adalah bentuk pita data yang dirancang untuk penyimpanan jangka panjang. Biayanya jauh lebih rendah daripada SSD atau hard drive biasa, sekitar $10 per terabyte². Dalam Pengarsipan Footage, DNA memiliki stabilitas jangka panjang dan tahan terhadap kerusakan. Ini berbeda dengan media penyimpanan tradisional yang dapat mengalami degradasi.
Lebih lanjut terkait Kepadatan DNA. “Kapasitas penyimpanan DNA sangat tinggi,” ucapnya. Dia mencontohkan seluruh film yang pernah dibuat dapat dimampatkan dalam volume lebih kecil dari gula pasir jika disimpan sebagai DNA.
“Bagaimana soal pontensi kapsul DNA masa depan?” tanyanya ke peserta
Dia berpendapat meskipun belum umum, teknologi ini dapat mengubah cara kita mengarsipkan rekaman dan data. “Jadi, meskipun aksesibilitasnya masih terbatas, kita harus mengawasi perkembangan teknologi ini,” tandasnya.
Ilmu Baru
Siswa anggota Smamda Film sangat senang mengikuti kegiatan ini. Seperti yang disampaikan M.Junior Putra A 11.5. “Saya senang mengikuti kegiatan ini, acaranya keren dan mengaguumkan,” ucapnya.
Dia sangat takjub karena dapat ilmu baru tentang perfilman. Menurutnya materi kapsul DNA ini sangat menarik untuk dibahas.
Hal senada juga disampaikan Fashya Eliza R 11.6. “Alhamdulillah saya mendapat ilmu baru tentang perfilman, terkait DNA, sebelumnya saya tidak tahu tentang hal ini,” ujarnya.
Paparan dari narasumber mudah dipahami, sangat interaktif dan imformatif. Fauzan Abdillah pelatih eksktrakurikuler Smamda Films sangat senang banyak siswa yang berminat mengikuti acara ini.
“Saya senang banyak siswa yang berminat untuk mengikuti masterclass ini,” ungkapnya. “Dari 150 peserta, kebanyakan peserta mahasiswa, siswa hanya dari smamda saja,” imbuhnya bangga.
Alumni Smamda tahun 2005 ini menjelaskan anggota smamda films bisa mendapatkan ilmu terbaru terkait perfilman. Ketua Independen Film Surabaya (INFIS) ini menjelaskan kegiatan Festival Sinema Australia Indonesia ini merupakan kegiatan tahunan yang digelar kedutaan besar Australia.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan teknologi DNA Storage Capsule yang digunakan di Industri perfilman Indonesia,” paparnya. (*)
Penulis Didrika Ruvida dan Tanti Puspitorini. Editor Ichwan Arif.