PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang Prof Dr Abdul Haris MA menjadi narasumber dalam Kuliah Ahad Subuh (KAS) Ahad (9/6/2024) lalu di Masjid AR Fachruddin UMM.
KAS kali ini menyajikan tema tentang etika dalam interaksi sosial. Haris mengapresiasi para mahasiswa UMM yang telah hadir memakmurkan masjid di kala Subuh.
Dia lantas menyebut bahwa mencari pahala Allah itu tidak susah. Sebagai misal, manusia dapat meraihnya dari salat Subuh berjamaah di masjid.
“Rasulullah bersabda man salla as-subha fi jama‘atin fa ka’annama salla al-laila kullah. Barang siapa salat Subuh berjamaah, pahalanya seperti saudara melakukan salat semalam suntuk,” ucap Haris.
Ibadah dan Etika Sosial
Menurut dosen UMM itu, mempelajari etika dalam interaksi dengan sesama makhluk Allah sangatlah penting.
“Kita harus bisa membangun interaksi sosial yang baik. Kalau kita tidak punya interaksi sosial yang baik, itu akan membuat hidup kita ini menderita,” ungkapnya.
Haris menjelaskan bahwa seseorang yang tidak berinteraksi dengan orang lain secara baik, hanya bergaul dengan yang sefrekuensi, membatasi diri dengan kelompok-kelompok tertentu, maka hidupnya akan sulit.
“Interaksi sosial itu menjadi cerminan bagi orang Islam,” jelas Kepala Program Doktoral PAI UMM ini.
Artinya, ibadah yang dilakukan dengan baik akan mencerminkan perilaku dan etika yang baik pula dalam kehidupan sehari-hari. Karena ibadah dalam Islam tidak hanya melibatkan aspek ritual, tetapi juga membentuk karakter dan moral individu.
Namun, apabila ada seseorang yang ibadahnya terlihat baik, intensitasnya banyak dan berpenampilan syari tapi kerap kali menyakiti orang lain, ibadah yang dilakukan itu tidak berkualitas.
“Kita diminta ibadah sama Allah itu disuruh latihan jadi orang yang baik. Ibadah yang tidak melahirkan akhlak sosial yang baik maka ibadah tersebut tidak berkualitas,” tegasnya.
Menurut Haris, sebuah ibadah merupakan tamarin mutakarrirah, latihan yang dilakukan secara berulang-ulang. Mengapa dilakukan berulang-ulang?
Sebab, untuk menjadi orang yang baik, ibadah yang baik adalah fondasinya. Ibadah yang dilakukan secara berulang-ulang dengan ikhlas dan khusyuk akan membentuk karakter dan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menjalankan ibadah sesuai ajaran Islam, seseorang akan mampu menunjukkan akhlak yang mulia, memperlakukan orang lain dengan adil dan penuh kasih sayang, serta menjalani hidup dengan penuh kedamaian dan keberkahan.
Penulis: Anny Syukriya. Editor: Uswah