Apapun itu, yang jelas, di Jl Genteng Muhammadiyah inilah pertama kali amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan didirikan pada 1927. Sangat wajar jika jalan di tempat itu pun dirubah menjadi Jl. Genteng Muhammadiyah dari yang sebelumnya Genteng Scout.
4. Saudagar yang Pro-Rakyat Miskin
Sebagai orang asli Pekalongan, sangat wajar bila dalam diri Abdulhadi mengakar kuat jiwa enterpreneur. Pekalongan pada masa kecil Abdulhadi merupakan daerah yang cukup penting dalam peta perekonomian. Setelah dewasa, ia hijrah ke Surabaya yang kemudian menetap di kawasan Utara Surabaya, tepatnya di Jl. Nyamplungan. Meski demikian, toko yang didirikannya sebagai penopang hidup keluarga dan juga Persyarikatan berada di Jl Sasak, Surabaya.
(Baca juga: 5 Cerita Kedekatan Bung Karno-Mas Mansur dan Pemakubumi Islam Berkemajuan di Jember, serta Penebar Visi Islam Berkemajuan di Madura)
Dia membuka toko kain sarung dan batik yang cukup sukses dan ramai dikunjungi warga Surabaya. Maklum saja, karena kualitas berbagai produk yang ditawarkan sangat baik, sedangkan harganya relatif murah. Toko tersebut juga menjadi tujuan bagi para pedagang daerah lain, terutama untuk mendapatkan batik pekalongan yang kala itu terkenal kualitasnya. Tentu dengan harga yang murah.
Selain itu, Abdulhadi juga berkomitmen besar untuk mengembangkan sitem ekonomi yang pro kerakyatan. Hal ini dibuktikannya dengan menggagas mendirikan sebuah koperasi pada masa penjajahan Belanda, bersama Anjarsoenjoto. Badan usaha bersama tersebut diberi nama Koperasi Islam Surabaya, yang bertempat di rumah Anjarsoenjoto, Jl. Nyamplungan Gang I.
(Baca: Ternyata, Ada 4 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah dan baca juga 3 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah)
Sayangnya, keberadaan koperasi tersebut tidak bertahan lama. Hal ini lebih disebabkan pada faktor geografis, di mana letak koperasi tersebut relatif jauh dari tempat tinggal anggotanya, sedangkan pada masa itu transportasi tidak seperti saat ini. Selain itu juga disebabkan kurangnya perhatian dari anggotanya, juga dikarenakan bentuk usaha koperasi masih belum banyak dipahami oleh masyarakat pada zaman itu.
selanjutnya halaman 06…