Alfain Jalaluddin Ramadlan – Pembina Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan dan Sekretaris LSBO PDM Lamongan
PWMU.CO – Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha bertepatan dengan 17 Juni 2024. Ini tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah 1445 H.
Berdasarkan maklumat itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024 M. Dengan demikian, Idul Adha 2024 (10 Dzulhijjah) Muhammadiyah pun jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Makna Idul Adha
Idul Adha, salah satu hari raya besar dalam Islam yang selalu dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Pada tahun 1445 Hijriah, perayaan ini kembali hadir, membawa semangat pengorbanan dan kebersamaan. Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Qurban, adalah momentum untuk mengingat keteladanan Nabi Ibrahim AS dalam ketaatan dan pengorbanan kepada Allah.
Idul Adha memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Muslim. Kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, menjadi inti dari perayaan ini. Ketundukan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail adalah contoh sempurna dari pengabdian dan pengorbanan yang seharusnya kita teladani. Akhirnya, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba, yang menjadi simbol kurban dalam perayaan Idul Adha.
Oleh karena itu, untuk menyambut hari raya ini, penulis memberikan tiga hal yang harus disiapkan:
Pertama, ibadah dan doa, dalam memasuki bulan Dzulhijjah, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, berpuasa pada hari Arafah, serta memperbanyak doa dan dzikir.
Selain itu, masih banyak amalan yang dapat dilakukan pada bulan ini, terutama pada sepuluh hari pertama. Di antaranya adalah melaksanakan puasa dan memperbanyak dzikir. Hal itu sebagaimana dinyatakan Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar yaitu:
واعلم أنه يستحب إكثار من الأذكار في هذا العشر زيادة على غيره ويستحب من ذلك في يوم عرفة أكثر من باقى العشر
“Ketahuilah bahwa disunnahkan memperbanyak dzikir pada sepuluh awal Dzulhijjah dibanding hari lainnya. Dan di antara sepuluh awal itu memperbanyak dzikir pada hari Arafah sangat disunnahkan.”
Dalil anjuran memperbanyak dzikir di sepuluh awal Dzulhijjah ini yaitu:
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
” Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan ….. (QS Al-An’am: 28).
Kemudian dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah). Karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya (HR Ahmad).”
Kedua, menyiapkan hewan kurban, salah satu bagian penting dari Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban. Umat Muslim mulai mempersiapkan hewan kurban, seperti sapi, kambing, atau domba, sesuai dengan syariat yang ditetapkan.
Karena Kurban adalah wujud ketaatan kepada perintah Allah SWT. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al-An’am: 162).
Begitu juga dalam Surat Al Hajj ayat 34-35:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ – ٣٤ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصَّابِرِيْنَ عَلٰى مَآ اَصَابَهُمْ وَالْمُقِيْمِى الصَّلٰوةِۙ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ – ٣٥
” Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka.”
Ketiga, pembagian daging Kurban. Setelah penyembelihan, daging kurban dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, tetangga, dan kerabat. Karena hal ini mempererat silaturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan dalam masyarakat.
Karena kurban juga merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama. Dalam berbagi daging kurban kepada yang membutuhkan, kita menghidupkan nilai-nilai solidaritas dan keadilan sosial.
Seperti sabda Rasulullah saw:
“Bebaskanlah tahanan, berilah makan orang yang lapar, dan jenguklah orang sakit.”(HR. Bukhari).
Jadi dengan ber kurban, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan primer mereka, tetapi juga memberikan mereka rasa dihargai dan diingat. Rasulullah saw juga memberikan peringatan kepada orang yang mampu, namun enggan ber kurban:
“Barangsiapa mempunyai keluasan rezeki (mampu berQurban) tetapi ia tidak mau berQurban, maka janganlah ia mendekati tempat kami beribadah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Refleksi dan Pembelajaran
Oleh karena itu, Idul Adha bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga waktu untuk merenung dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Penulis memberikan tiga refleksi yang bisa diambil dari hari raya Idul Adha ini:
Pertama, Ketaatan dan Keikhlasan. Meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS dan keikhlasan Nabi Ismail AS mengajarkan kita pentingnya menjalankan perintah Allah SWT dengan penuh keikhlasan, tanpa ragu dan tanpa syarat.
Kedua, pengorbanan dan Kepedulian. Kurban adalah simbol pengorbanan, mengorbankan sesuatu yang kita cintai untuk kebaikan yang lebih besar dan kepentingan orang lain adalah nilai luhur yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, solidaritas sosial. Pembagian daging kurban mengajarkan kita untuk peduli terhadap sesama, terutama mereka yang kekurangan. Ini adalah wujud nyata dari ajaran Islam tentang kepedulian sosial dan berbagi rezeki.
Oleh karena itu, untuk menyambut Idul Adha 1445 Hijriah, mari kita tingkatkan kualitas ibadah dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, memperkuat silaturahmi, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Semoga semangat pengorbanan dan kebersamaan dalam Idul Adha membawa berkah dan kedamaian bagi kita semua.
Editor Teguh Imami