Ustadz Tino Destian saat khutbah di depan jamaah PRM Bakung Temenggungan Balongbendo Sidoarjo (Sunarsih/ PWMU.CO)
PWMU.CO – PRM Bakung, Temenggungan Balongbendo, Sidoarjo, menggelar sholat Idul Adha 1445 H pada hari Senin (17/06/2024) di lapangan Desa Bakung Temenggungan. Sholat Idhul Adha tersebut dihadiri oleh 300 orang dari warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Ranting setempat serta para simpatisan.
Yang bertindak sebagai imam dan khatib dalam Idul Adha kali ini adalah Ustadz Tino Destian dari Pesantren al-Fattah Buduran. Dalam khutbahnya ustadz muda ini menyampaikan: “Idul Adha adalah momentum keteladanan dari Nabi Ibrahim a.s, yang harus diteladani dan diamalkan. Dalam hal ini ada 4 macam keteladanan yang bisa diamalkan dari Nabi Ibrahim a.s,” ungkapnya saat memulai khutbah.
Pertama. keteladanan tentang kuatnya idealisme dan keistiqomahan Nabi Ibrahim a.s. Beliau memiliki keberanian untuk menentang kemusrikan, kemungkaran dan kedzaliman sejak muda sebagaimana terdapat dalam QS. al-Anbiya’ 58-60:
فَجَعَلَهُمۡ جُذَٰذًا إِلَّا كَبِيرٗا لَّهُمۡ لَعَلَّهُمۡ إِلَيۡهِ يَرۡجِعُونَ ٥٨ قَالُواْ مَن فَعَلَ هَٰذَا بَِٔالِهَتِنَآ إِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٥٩ قَالُواْ سَمِعۡنَا فَتٗى يَذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيمُ ٦٠
Dalam tafsir al-Azhar karya HAMKA, beliau mengutip maqolah Ibnu Abbas: “Tidaklah Allah Swt, mengutus seorang Nabi yang mana diutus dengan anak muda, tidaklah Allah Swt, memberikan ilmu kepada seorang ‘alim melainkan di waktu muda” . Maka sudah seharusnya para pemuda meneladani beliau.
Maka mari bersihkan jiwa dan hatinya agar diberikan sifat keberanian untuk menentang kemusrikan, kemungkaran dan kedzaliman.
Idealisme Nabi Ibrahim ditunjukkan tidak hanya saat muda, tetapi juga ketika beliau sudah tua. Ketika sudah lama belum memiliki putra, akhirnya beliau diakaruniai Nabi Ismail di masa tuanya.
Namun beliau diuji lagi dengan ujian yang berat yaitu untuk menyembelih anaknya. Apakah Nabi Ibrahim a.s. menolak perintah Allah Swt.? Tentu saja tidak, beliau sami’na wa atho’na dengan perintah tersebut. Inilah teladan dari Nabi Ibrahim a.s. yang harus dicontoh. Janganlah kita abai dengan perintah Allah Swt. Anak-anak muda, hendaklah meneladani beliau, tetaplah taat kepada Allah Swt. hingga akhir hayat. Pertahankan idealisme dan istiqomahlah di jalanNya.
Yang kedua yaitu Nabi Ibrahim selalu berprasangka baik kepada Allah Swt. Bahwa selalu ada kemaslahatan dibalik perintah Allah Swt. Sifat ini harus kita miliki, berprasangka baiklah dengan setiap ujian yang diberikan Allah Swt. Jangan menyalahkan Allah Swt, karena setiap orang beriman akan mendapatkan ujian dari Allh Swt. QS. al-Baqarah 155 menyebutkan:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, sengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Yang ketiga, Allah Swt. selalu mengajak berdialog dengan anaknya. QS. as-Shaffat ayat 102 menyebutkan:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ
إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٠٢
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Dari ayat tersebut kita tahu bahwa Nabi Ibrahim a.s. adalah Bapak yang dekat dengan anaknya serta tidakmotoriter. Ketika mendapat perintah untuk menyembelih putranya, beliau kemudian mengajak dialog dengan anaknya Ismail a.s. Maka hendaknya para orang tua selalu teladan yang baik/ uswah hasanah untuk anaknya. > Teguh Imami: Dan, keteladanan yang keempat adalah kesabaran Nabi Ibrahim a.s. Beliau selalu bersabar atas ujian yang diberikan Allah Swt. Orang-orang yang bersabar jiwanya akan menjadi tenang dan akan diseru Allah ke jannahnya:
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨ فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي ٢٩ وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي ٣٠
“Hai jiwa yang tenang (27), Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (28), Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku . (29) Masuklah ke dalam surga-Ku/ (30)
Jiwa yang tenang bukanlah orang yang memiliki harta dan jabatan, atau memiliki pasangan yang hebat.
Dalam tafsir Ibnu Abbas disebutkan bahwa jiwa yang tenang akan didapat dari kesabaran dalam menghadapi ujian Allah Swt. “Maka, mari kita bisa meneladani 4 hal tersebut dalam kehidupan kita”. pungkasnya
Penulis Sunarsih Editor Teguh Imami