Dr Kumara Adji – Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
PWMU.CO – Ekonomi kurban merupakan suatu aspek yang integral dan signifikan dari praktik ibadah kurban yang dilakukan umat Muslim setiap tahun pada Hari Raya Idul Adha. Kurban tidak hanya memiliki makna spiritual yang mendalam tetapi juga dampak ekonomi yang substansial.
Sebagai sebuah agama, Islam merupakan way of life, jalan kehidupan. Sebagai jalan kehidupan, ia memiliki kompreshensivitas yang sempurna. Tidak ada satu pun aspek dalam kehidupan yang terlepas darinya.
Hal tersebut karena keyakinan bahwa kehidupan yang terjadi di dunia akan berdampak pada kehidupan di akhirat. Karena itu, semua hal di dunia ini masuk dalam pembahasannya. Banyak terminologi lama maupun baru, bahkan di dunia kontemporer, yang tidak masuk dalam pembahasannya.
Istilah ekonomi pun awalnya tidak ada dalam Islam, namun ketika dicarikan dalil di dalam Al Quran, Al Sunnah, dan tabiin, ternyata sudah tersirat di dalamnya, dan tinggal menegaskan secara kuat, hingga menjadi aturan jelas. Berbagai dalil ekonomi terkait dengan berbagai ayat tentang kesejahteraan, produktivitas, harga, inflasi/deflasi, uang, penganggaran, pasar, keseimbangan penawaran dan permintaan, dan lain sebagainya ada dalam agama.
Ekonomi Kurban
Karena itu tidak heran kemudian muncul ilmu baru bernama ekonomi Islam. Hal ini memungkingkan bagi ilmuwan, salah satunya, untuk menilai suatu ritual dalam Islam yang dalam kajian ekonomi. Termasuk di dalamnya peristiwa Kurban dalam Idul Adha menjadi ekonomi Kurban.
Aktivitas itu melibatkan berbagai sektor ekonomi mulai dari peternakan, penyembelihan, hingga distribusi daging, dan secara keseluruhan menciptakan siklus ekonomi yang dinamis dan berkelanjutan.
Pada sektor peternakan, kurban menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi, terutama menjelang Idul Adha. Permintaan yang tinggi terhadap hewan kurban seperti sapi, kambing, dan domba mengakibatkan peningkatan produksi dan penjualan hewan ternak. Peternak mendapatkan keuntungan signifikan dari penjualan hewan kurban, yang sering kali mencapai puncaknya pada periode ini.
Hal tersebut memberikan dorongan ekonomi yang kuat bagi peternak, memungkinkan mereka untuk menginvestasikan kembali keuntungan ke dalam usaha mereka, seperti meningkatkan kualitas ternak atau memperbaiki fasilitas peternakan. Selain itu, tingginya permintaan juga menciptakan lapangan kerja tambahan, mulai dari pekerja peternakan hingga penjual pakan ternak dan jasa transportasi hewan.
Berbagai Aktivitas Ekonomi Kurban
Proses penyembelihan hewan kurban juga melibatkan berbagai aktivitas ekonomi lainnya. Penyedia jasa penyembelihan, yang termasuk tenaga kerja yang terlibat dalam pemotongan dan pengemasan daging, mendapatkan manfaat ekonomi dari tradisi ini. Dengan demikian, kurban menciptakan peluang kerja dan pendapatan bagi banyak orang di sekitar kegiatan penyembelihan. Setelah penyembelihan, daging qurban didistribusikan kepada masyarakat, terutama kepada mereka yang kurang mampu. Proses distribusi ini sering kali dikelola oleh organisasi amal, masjid, dan komunitas lokal yang bekerja sama untuk memastikan daging qurban sampai kepada yang membutuhkan.
Distribusi daging kurban memiliki dampak ekonomi yang signifikan dalam mengurangi ketidaksetaraan. Dengan membagikan daging kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan, kurban membantu meningkatkan asupan gizi bagi masyarakat kurang mampu yang mungkin jarang mengonsumsi daging.
Hal itu tidak hanya memberikan dampak positif pada kesehatan mereka tetapi juga menciptakan perasaan diterima dan diperhatikan dalam komunitas yang lebih luas. Dengan cara ini, qurban memainkan peran penting dalam memperkuat jaringan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Selain dampak langsungnya, kurban juga mempengaruhi perekonomian lokal dalam jangka panjang. Peningkatan pendapatan peternak dapat digunakan untuk investasi lebih lanjut dalam usaha peternakan mereka. Hal ini menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan, di mana keuntungan dari penjualan hewan kurban diinvestasikan kembali ke dalam ekonomi lokal, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat peternakan.
Dengan demikian, ekonomi kurban bukan hanya fenomena yang bersifat temporal tetapi juga berkelanjutan, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian lokal. Kurban menunjukkan bagaimana praktik keagamaan dapat memiliki dampak ekonomi yang luas, memperkuat keterkaitan antara aspek spiritual dan material dalam kehidupan umat Muslim. Ini juga menggambarkan bagaimana ritual keagamaan dapat berfungsi sebagai mekanisme redistribusi kekayaan dan kesejahteraan, yang pada akhirnya mendukung pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Namun, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pada aspek pengelolaannya oleh negara. Kurban sudah diketahui dan dipastikan akan dilaksanakan di setiap tahun. Tentu untuk mengantisipasi kenaikan harga diperlukan persediaan yang banyak dari para peternak.
Pemerintah bisa memberikan insentif kepada para peternak untuk meningkatkan produktivitas peternakan sehingga pada pelaksanaan kurban di hari Raya Idul Adha tidak ada kenaikan harga hewan ternak untuk urban. Semoga ini bisa menjadi perhatian oleh pemerintah untuk meningkatkan qurban yang murah.
Editor: Teguh Imami