PWMU.CO – Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Umsida usung produk Smart Alarm Driver Assistance dan berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC) Kemendikbudristek, Minggu (23/06/2024)
Melalui bimbingan Indah Sulistyowati ST MT, 3 mahasiswa Umsida yaitu Achmad Arif Dwi Prasetyo (teknik elektro), Muhammad Azzrul Arwandi (teknik elektro), dan Muhammad Hafidz Fattah (Informatika) berhasil lolos ajang bergengsi ini.
Arif sebagai ketua tim menjelaskan Ia bersama teman-temannya menciptakan sebuah alat solutif yang dapat mengurangi resiko kecelakaan mobil.
“Saat ini marak sekali tragedi kecelakaan mobil yang disebabkan oleh banyak faktor.
Salah satunya, sopir yang sulit untuk tetap fokus.
Nah, salah satu yang membuat tidak fokus biasanya adalah rasa ngantuk,” jelas Arif.
Hal ini menurutnya membawa banyak kerugian yang mengancam keselamatan penumpang dan pengendara.
“Kami berusaha mencari informasi untuk membuat alat yang dapat mengatasi permasalahan kecelakaan mobil akibat rasa kantuk sopir ini,” ungkapnya.
Arif bersama tim memutuskan membuat Smart Alarm Driver Assistance sebagai peringatan dini sopir mobil yang mengantuk menggunakan metode PERCLOS.
“PERCLOS singkatan dari Percentage of Pupil Closure, merupakan metode untuk mengukur rasa kantuk dengan menghitung persentase waktu mata seseorang tertutup lebih dari 80%.
Berdasarkan hasil riset kami, metode ini dianggap metode pengukuran waktu yang paling efektif untuk mendeteksi rasa kantuk,” paparnya.
Arif menerangkan bahwa nantinya produk ini bekerja dengan cara mendeteksi rasa kantuk seseorang di dalam mobil.
Lalu, alat tersebut akan memberikan peringatan kepada sopir agar segera sadar dan kembali fokus menyetir.
Membuat teknologi baru tentu bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan riset yang cukup panjang.
“Bisa dibilang ini salah satu kendala juga bagi kami, ketika kami memutuskan membuat teknologi yang baru tentu sangat sulit untuk mendapatkan referensi.
Dalam menetukan ide ini saya mencari dari puluhan hasil penelitian di scholar hingga melihat banyak video referensi di youtube,” ujarnya.
Bahkan dosen pembimbingnya, yang akrab di sapa Indah, mengaku telah melakukan pendampingan sejak bulan September 2023.
“Dimulai dari proses membuat tim PKM, mencari judul, membuat proposal, menentukan jenis PKM yang tepat dan revisi yang berulang kali,” ujarnya.
Indah mengatakan bahwa dirinya telah memiliki banyak pengalaman mendampingi mahasiswa mengikuti kompetisi PKM ini.
“Alhamdulillah sudah tiga tahun berturut-turut tim bimbingan saya meraih pendanaan PKM Nasional jadi insyaallah paham alurnya,” ungkap Indah.
Menurut Indah, jenis PKM KC ini merupakan jenis PKM paling rumit prosesnya.
“PKM KC adalah tahta tertinggi dari semua jenis PKM, alhasil tugas saya adalah memastikan bahwa judulnya tidak ada ketika kita mencarinya di google,” jelasnya.
Dosen FST ini sangat bangga dengan Arif dan Timnya yang tidak pernah menyerah meski berulang kali mendapat revisi.
Arif bersama timnya bekerja dengan sangat keras dalam mencari ide bahkan memikirkan pembuatan produknya.
Karena mereka berharap alat yang mereka produksi nantinya betul-betul bisa mengurangi angka kecelakaan yang disebabkan pengemudi mengantuk.
“Kami harap tidak ada lagi kecelakaan di jalan raya yang merugikan banyak pihak.
Kami juga berharap dapat berkontribusi dalam membuat lingkungan berkendara lebih aman dan nyaman,” tukas Arif.
Tak akan berhenti sampai disini, Indah memiliki harapan yang besar bahwa Ia akan terus mendampingi mahasiswa dalam kompetisi PKM ini.
“Sebetulnya saya berharap tahun ini bimbingan saya akan lebih banyak yang lolos pendanaan PKM Nasional,” tuturnya.
“Untuk PKM tahun depan pun, saat ini saya juga sudah menyiapkan 22 tim PKM yang saya bimbing langsung.
Harapannya di tahun depan akan lebih banyak lagi tim yang lolos dan berharap salah satunya lolos ke PIMNAS,” sambungnya.
Kontributor Rani Syahda Editor Zahra Putri Pratiwig