PWMU.CO – Kepergian dr Esty Martiana Rachmie, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dua periode 2005-2010 dan 2010-2015 pada Sabtu, (22/06/2024) membawa banyak kenangan bagi keluarga, rekan dan para aktifis di Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Berbagai pernyataan akan jasa dan peran beliau di organisasi Aisyiyah terungkap dari putra almarhumah serta beberapa petinggi Aisyiyah dan Muhammadiyah pada Senin malam (24/06/2024). PWA Jawa Timur menggagas Takziyah Virtual yang dimulai pukul 19.30 WIB dan diikuti oleh 289 peserta dari seluruh Jawa Timur dalam zoom meeting.
Dalam kenangannya, Ketua PWA Jawa Timur Dra Rukmini MAP menyampaikan, “Saya mengenal Bu Esty sejak saya di PCA. Beberapa hal yang beliau gagas di periode kepemimpinan beliau dan menjadi sebuah kebijakan antara lain adalah menata sistem. Keuangan diatur menjadi sentralisasi, agar tidak ada majelis basah dan majelis kering. Menggagas Ikatan Pengusaha Aisyiyah (IPAS) serta mengembalikan pengelolaan Rumah Sakit Aisyiyah untuk dikelola sendiri oleh Asiyiyah.”
Selain itu, beliau juga menggagas adanya Tim Pengembang PWA. Para ketua dan senior di PWA seharusnya bersatu dalam wadah Tim Pengembang, karena peran mereka sebagai Penasehat saja kurang maksimal. Maka hingga detik akhir beliau, Bu Esty masih tercatat sebagai Ketua Panitia Pembangunan ‘Aisyiyah Training Center (ATC) di Pasuruan. Beliau juga mewakafkan sebidang tanah untuk dipergunakan di ATC. Semoga bisa menjadi amal jariyah untuk beliau, tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PWA Dra Hj Siti Dalilah Candrawati MAg yang juga Ketua PWA Jawa Timur periode 2015-2022 juga menyampaikan kenangannya. Saya mengenal Bu Esty sejak tahun 1995 ketika beliau menjadi Ketua MKS PWA. Beliau adalah seorang pejuang yang gigih yang selalu menjalankan tugasnya baik sebagai abdi negara, waktu itu bertugas di Puskesmas Manukan Surabaya dan sebagai aktifis di ‘Aisyiyah Wilayah.
Bersama almarhumah Bu Musrifah, beliau selalu mengajak saya untuk menjalankan tugas Aisyiyah ke berbagai daerah. Selain menerapkan berbagai kebijakan organisasi, beliau juga mewakafkan tanah. Namanya diabadikan di ATC menjadi Gedung Rachmie Kesos. Semoga pahala amalnya akan selalu mengalir untuk beliau, tambahnya.
Donor Kornea
Dan yang lebih mengharukan, Ketua Umum PP Aisyiyah Dr apt Salmah Orbayinah MKes Apt mengatakan, Saya mengenal Bu Esty sejak tahun 2015 di PP ‘Aisyiyah. Saat itu beliau menjadi Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial dan saya di Majelis Kader.
Beliau adalah sosok teladan yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk semua. Bahkan di akhir hayatnya, beliau berwasiat untuk mendonorkan kornea mata bagi yang membutuhkan, semoga amal beliau mendapatkan balasan terbaik, tambahnya.
Dari pihak keluarga putra Bu Esty, Rif’at Nurfakhri menyatakan, setelah medengarkan beberapa kenangan sebelumnya, saya merasa bangga kepada beliau dengan segala amal yang telah beliau lakukan. Yang perlu kami sampaikan adalah beliau sosok teladan yang hebat karena dalam kondisi Single Parent selama lebih dari 20 tahun, beliau tetap berkiprah di .Aisyiyah.
Setelah ayah meninggal karena ditabrak mobil, beliau mendidik dan membesarkan kami sendirian. Dan di akhir pekan selalu menghabiskan waktunya untuk Aisyiyah, apakah berkantor atau ke daerah-daerah. Selama 20 tahun itu, beliau selalu rajin dalam ibadahnya. Rif’at Nurfakhri berharap semoga beliau dipertemukan dengan ayah di surga-Nya.
Terakhir, penyampaian oleh Prof. Thohir Luth, Wakil Ketua Bidang Wakaf, Hukum HAM, Hikmah dan Kebijakan Publik, yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur periode 2010-2015. Almarhumah adalah sosok tangguh seorang pejuang. Beliau selalu mendengungkan kalimat penyemangat.
“Kita ini sedang berjuang di jalan Allah, Jika ada orang yang senang atau yang tidak senang itu adalah hal yang lumrah. Maka jika ada yang tidak senang, jadikan itu sebagai sebuah koreksi agar kita tetap teguh di perjuangan ini.”
Ibu Dra Noer Haeda memimpin doa untuk menutup acara pada pukul 20.30 WIB. Majelis dipimpin oleh Sekretaris PWA Jatim Dr Nur Mukarromah SKM MKes yang memandu acara dari awal hingga akhir. Selamat jalan Bu Esty, pejuang Aisyiyah Jawa Timur.(*)
Penulis: Sunarsih Editor: Amanat Solikah