PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik sukses mengadakan Kemahiran (Kemah Akhir Pekan) pada Jumat-Sabtu, (14-15/6/2024).
Kegiatan yang bertempat di halaman SDMM ini diikuti oleh 109 siswa jenjang kelas IV. Di tengah proses renovasi gedung sekolah tidak menyurutkan semangat peserta mengikuti kegiatan kemah di sekolah.
Diawali dengan upacara pembuka Pandu Athfal, dengan pembina upacara Dra A H Nurhasan Anwar, Ketua Pimpinan Wilayah Cabang (Kwarcab) Manyar. Kemudian dilanjutkan sambutan kepala SDMM, Ria Pusvita Sari MPd. Setelah itu pembacaan janji Pandu Hizbul Wathan dan doa dipimpin oleh Naradi Purbawisesa kelas IV Amerika, Masha Zafira Ahnafi Rizqi kelas IV Eropa.
Usai upacara, kegiatan pertama dipandu Bunda Ria Eka Lestari dan Ramanda Muhammad Zainul Arif dengan materi pengenal PBB, sandi, dan teka teki silang. Begitu ramai kegiatan membuat yel-yel tiap kuntum (kelompok). Dan dilanjut menyuarakan yel-yel. Para siswa menjalankan setiap tantangan yang diberikan oleh Pembina.
Setelah sholat Maghrib, dilanjutkan makan malam bersama dengan krayahan, tujuannya untuk mempererat anggota kuntum.
“Wah banyak sekali, kita pasti bisa menghabiskannya,” celetuk Mikhayla Fedia Khansa saat disajikan satu nampan besar makanan untuk kuntumnya.
Keseruan Kemah Akhir Pekan
Keseruan Kemahiran berikutnya adalah pentas seni. Sebanyak enam kelompok menampilkan pertunjukan di pentas seni. Penampilannya berupa tarian, drama, dan menyanyi. Kelompok laki-laki IV Amerika mempersiapkan atribut pistol mainan dan bendera Belanda untuk pertunjukannya.
Siswa sangat menantikan kegiatan jurit di Kemahiran. Biasanya, kegiatan jurit dilakukan di alam, namun di SDMM mereka melakukannya di area gedung yang sedang direnovasi dengan mematikan semua instalasi listrik di area gedung layaknya di medan perang.
Bunda Tari menjelaskan misi yang harus dijalankan tiap kuntum. Mereka harus memperhatikan petunjuk dan sandi yang sudah disediakan untuk mencari bendera kemenangan.
Mereka membutuhkan waktu cukup lama untuk memecahkan misinya, selain itu anak-anak harus memasuki ruangan-ruangan demi mendapatkan bendera kemenangan. Satu persatu kuntum berhasil menyelesaian misi.
Pengakuan Aditya Giri Reksane Nu’ami, “Capek tapi seneng, bingung juga dengan kata-kata petunjuknya apalagi harus melewati tiang-tiang renovasi jadi berasa bukan di sekolah.”
Kegiatan Kemahiran berakhir dengan upacara kenaikan tingkat Athfal ke Pengenal. Mereka menyatakan bahwa peserta Kemahiran naik tingkat menjadi HW Pengenal dengan penyematan hasduk Pengenal. Dan akhirnya mereka resmi naik menjadi pandu pengenal, tulis Zahara Firdausi.(*)
Penulis: Zahara Firdausi Editor: Amanat Solikah