PWMU.CO – Acara Purnawiyata XV (PW XV) dan Wisuda Tahfidz VI SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur memang telah usai dan sukses terlaksana. Acara ini dilaksanakan Sabtu (22/6/2024) di Hall Horiso Hotel GKB jalan Kalimantan No.12A, Wonorejo, Yosowilangun, Gresik.
Namun beberapa cerita belum bisa terlupakan, terkhusus bagi ustadz-ustadzah pengajar kelas 6.
Salah satunya adalah sebuah persembahan melalui tampilan menyanyi dan membaca puisi.
Persembahan kali ini memang begitu berbeda, pasalnya ada satu momen duet menyanyi antara salah satu siswa dengan mamanya.
Diawali oleh Aqilla Naufa Adzakyra, kelas VI AH Nasution yang membawakan lagu berjudul “Terima Kasihku.” Dilanjutkan oleh Shania, kelas VI MH Thamrin yang sukses membacakan puisi dari Asty Kusumadewi yang berjudul “Guru Terbaikku.”
Dengan iringan musik haru yang dibawakan ustadzah Sri Isna Wardhani SPd dan video berbagai aktivitas siswa kelas 6 selama setahun terakhir, semakin menjadikan suasana haru bercampur aduk.
Azalia Mercyana Zahirah dari kelas VI WR Supratman semakin membawa para hadirin terbawa suasana haru ketika ia bernyanyi bersama mamanya.
Didahului dengan penerangan Hall yang sengaja dimatikan semuanya, dan video wisudawan bersama masing-masing keluarganya. Mercy, panggilan akrabnya, membawakan Medley lagu yang berjudul “Cinta untuk mama, Bahasa Kalbu.”
Berjalan kedepan di antara para wisudawan, siswa yang bercita-cita menjadi dokter ini begitu all out membawakan lagu tersebut.
Sebagai kejutan bagi para hadirin, Sary Nur Chasanatin muncul dari sisi panggung.
Percayalah hanya mama yang paling mengerti
kegelisahanmu oh anakku…
dan arti kata kecewamu
Yakinlah anakku hanya mama
yang paling memahami besar arti kejujuran diri
cinta yang tulus dari kalbu
Oh anakku…
lagu cintaku untuk mama…
Tak pelak persembahan selama 20 menit itu begitu sukses menjadikan wisudawan dan para orangtua menitihkan air matanya.
Sri Isna Wardhani SPd sebagai penanggung jawab acara menceritakan kepada PWMU.CO, “alhamdulillah tampilan mereka sukses menjadikan para hadirin terharu dan tidak sedikit yang mengira tampilannya hanya lipsync,” ungkapnya.
Dibutuhkan 2-3 kali latihan di sekolah, setelah itu mereka masing-masing bisa berlatih mandiri di rumah.
Tampilan persembahan diakhiri dengan para wisudawan yang menghampiri ayah bundanya untuk memberikan mahkota sebagai simbolis untuk siap menjadi anak yang sholeh-sholehah. (*)
Penulis Muhammad Ilham Yahya Editor Wildan Nanda Rahmatullah