Tim Nadeleine Creative bersama Kaprodi Komunikasi UMM Nasrullah, Dosen Pengampu praktikum Public Relations dan Audio Visual, Maharina Novia dan Novin Styo Wibowo. (Nadeleine/PWMU.CO).
PWMU.CO – Mata kuliah praktikum menjadi titik puncak karya berbasis projek bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mahasiswa diharuskan berani berkreasi dan berinovasi setelah menempuh kuliah-kuliah teori di kelas.
Selain itu, praktikum diklaim menjadi ciri khas Komunikasi UMM dalam mencetak lulusan yang secara akademik mumpuni sekaligus secara teknis terampil.
Demikian kesan yang mengemuka di beberapa event gelar karya hasil praktikum Komunikasi UMM selama sepekan ini.
Terakhir, ratusan mahasiswa Komunikasi UMM menggelar apresiasi film pendek karya praktikum Komunikasi Audio Visual (AV) III, di Malang Creative Center (MCC), Kamis (27/06/2024).
11 Film Pendek & Peluang Festival Internasional
Event bertajuk Communication UMM Film Exhibition ke-2 (CUFE 2.0), itu menyajikan 11 karya film pendek hasil praktikum AV III. Acara ini merupakan kolaborasi praktikan AV dengan praktikan Event Management Public Relations (PR) di bawah kelompok Nadaleine Creative.
Sebelas film pendek ditayangkan sepanjang pagi hingga malam. Dengan selilngan diskusi dengan para sineas muda pembuat film, antusiasme publik menyaksikan film-film bertema happiness ini lebih terasa.
Ada tawa, haru, kaget, hingga rasa takut. “Serem banget, berkali-kali dibikin kaget” kata Elman, salah satu pengunjung mengomentari film berjudul “Stalker Asking for Help” produksi kelompok Panorama Production.
Dosen pengampu praktikum AV III, Novin Styo Wibowo, mengaku puas dengan karya-karya mahasiswa semester ini. Menurutnya, kekuatan ceritanya semakin kuat, sinematografinya juga makin matang.
“Film Coquette yang bercerita tentang konflik seorang anak yang cosplayer dengan ayahnya, sangat layak masuk festival tingkat internasional” ungkap Novin yakin.
Optimisme Novin cukup beralasan. Pasalnya, karya-karya mahasiswa Komunikasi UMM terdahulu sudah tembus kompetisi internasional. “Ini jauh lebih baik, jadi saya yakin bisa lebih mendunia,” katanya.
Ia mencontohkan karya mahasiswa yang menjadikan filmnya menang di Student World Impact Film Festival (SWIFF) 2023, Amerika Serikat sehingga lulus tanpa melalui jalur skripsi.
Masa Puncak Praktikum
Kepala Laboratorium Komunikasi UMM, Widiya Yutanti mengungkapkan semester ini adalah masa puncak praktikum mahasiswanya. Selain projek 11 film yang hasil produksi mahasiswa semester 6, mahasiswa peminatan Audio Visual semester 4 berhasil membuat 20 Program Acara TV Live Studio dan 20 Program Acara TV tapping.
Mahasiswa peminatan PR menghasilkan 25 event besar di Malang dan sekitarnya yang merupakan projek berbasis klien dari praktikum Event Management. Sementara di semester 4 mahasiswa menghasilkan 37 inhouse magazine.
Di bidang jurnalistik, praktikum Produksi Jurnalistik Online berhasil meluncurkan 10 portal berita baru dengan lebih dari 2.000 karya berita. Sedangkan praktikum jurnalistik cetak memamerkan 12 majalah.
“Totally kita punya 12 mata praktikum, yang skala kecil maupun besar. Praktikum ini ada yang dilaksanakan di dalam maupun di luar lab,” terang Widiya.
Komunikasi UMM telah menerapkan kurikulum berbasis luaran atau outcome based education (OBE). Menurut Kaprodi Komunikasi UMM Nasrullah, kurikulum ini mengharuskan lulusan memiliki luaran kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan dunia akademik.
Pihaknya menjamin lulusan Komunikasi UMM memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) level 6. Pada level ini, lulusan tingkat sarjana tak hanya kompeten secara akademik tetapi juga terampil secara skill praktis.
Praktikum di Komunikasi UMM, kata Kaprodi, mengajarkan kepada mahasiswa untuk menguasai konsep-konsep kerja kreatif, riset, strategi dan perencanaan yang matang atas sebuah projek, sekaligus membangun kolaborasi dan sinergi dengan pihak stakeholder.
“Mahasiswa menawarkan ide-ide kreatifnya kepada industri, dunia usaha, lembaga pemerintah, UMKM, maupun investor, untuk memperoleh dukungan penyelesaian projeknya” pungkas Nasrullah. (*)
Penulis Hafidz Janu, Editor Danar Trivasya Fikri