PWMU.CO – Satu rupiah mampu menjawab visi dan misi sekolah. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Eko Hardi Ansyah MPsi.
Pernyataan itu disampaikan saat memberi pengantar pada acara Workshop Penyusunan RAPBS, RKS, dan RKAS di Trawas, Mojokerto, Selasa (2/7/2024).
Workshop ini berlangsung selama dua hari, dari tanggal 2 hingga 3 Juli 2024, diikuti oleh 58 sekolah Muhammadiyah Jawa Timur. Peserta terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan bendahara sekolah jenjang SMA/SMK/MA.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB. Dalam workshop kali ini, Eko Hardi Ansyah menjelaskan bahwa peserta mengentri data ke dalam template yang telah dibagikan saat sesi zoom beberapa hari sebelumnya.
“Harapan Pak Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jatim Prof Dr Khozin MSI, 58 sekolah yang hadir ini bisa tuntas mengerjakan RAPBS untuk satu tahun ke depan dan bisa memenuhi visi-misi sekolah berbasis perencanaan,” ujarnya.
Menurutnya, satu rupiah yang keluar harus membawa manfaat dan mampu menjawab tujuan serta visi misi sekolah. Hal ini diharapkan dapat mewujudkan mimpi dan harapan para pemangku kepentingan sekolah.
Ia menekankan, ke depannya tidak boleh ada lagi sekolah Muhammadiyah yang tidak dipercaya oleh masyarakat. Sekolah-sekolah harus diminati siswa dan memiliki kualitas yang unggul.
Eko juga berharap penyusunan RAPBS ini dapat meningkatkan kualitas 58 sekolah Muhammadiyah yang unggul.
Kegiatan ini didasari oleh hasil review terhadap beberapa sekolah Muhammadiyah di berbagai tempat, termasuk rangkaian kegiatan Muhammadiyah Future School (MFS) yang memetakan sekolah Muhammadiyah ke dalam kategori Outstanding, Excellent, Inspiring, dan Potential School.
“Betapa ada potensi besar yang belum diterapkan di sekolah, baik dalam sistem maupun kegiatan yang masih insidental,” ungkapnya.
Dia menambahkan, agar sekolah Muhammadiyah bisa menjadi besar dan unggul, perlu adanya perlakuan yang tepat, tidak hanya sekadar menjadi sekolah yang sehat. Tata kelola keuangan dan sumber daya lainnya harus dikelola dengan sebaik mungkin.
“Dulu mungkin masih banyak yang belum belajar akuntansi. Dengan workshop ini, diharapkan mereka memiliki sistem keuangan yang baik dan akuntabel,” tambahnya.
“Harapan kami, bapak dan ibu mengikuti kegiatan ini sampai tuntas sehingga nanti pulangnya bisa membawa oleh-oleh RAPBS yang mungkin sudah distempel oleh Pak Khozin,” tutupnya.
Mengakhiri sambutannya, Eko Hardi Ansyah mengingatkan pedoman dari PWM Jatim tentang audit yang dilakukan tiga bulan sebelum masa jabatan kepala sekolah berakhir. (*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Alfain Jalaludin Ramadlan