PWMU.CO – Muhammadiyah bergerak dengan gesit demi membentuk umat Islam yang berkemajuan, tak terkecuali hingga negeri kangguru, Australia. Salah satu contohnya adalah berdirinya sebuah lembaga sekolah bernama Muhammadiyah Australia College (MAC) yang terletak di Melton, Victoria.
Sempat Ada Penolakan
Berdiri dengan segala keterbatasan, amal usaha yang dinaungi oleh PCIM Australia ini mendapat dukungan kuat dari PP Muhammadiyah. Sempat mendapat penolakan dari warga setempat, membuat Muhammad Edwards (Kepala Sekolah Muhammadiyah Australia College) harus memindahkan lokasi dari Narre Warren ke Melton.
Bermula di tahun 2020, dengan dana sebesar 3,7 juta dollar Australia, sebuah bangunan utuh berhasil terjual pada PCIM Australia. Bangunan ini akhirnya menjadi tonggak awal berdirinya MAC.
MAC Kebanggaan Indonesia
Kuncoro Waseso, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Victoria dan Tasmania menerangkan bahwa MAC ini menjadi kebanggaan Republik Indonesia.
“Muhammadiyah Australia College menjadi aset pertama dari Indonesia yang berdiri di Australia. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, meski jenjang pendidikannya baru setingkat SD,” terangnya dalam YouTube Muhammadiyah Channel.
MAC menggunakan kurikulum Victoria yang digabungkan dengan keilmuan Islam dan Muhammadiyah. Secara tidak langsung, ini membuktikan tekad Muhammadiyah dalam membentuk umat Islam yang berkemajuan.
“Kita ini organisasi yang kekayaannya besar sekali. Maka jangan mimpi yang rendah-rendah saja, tapi gunakan potensi yang kita miliki untuk berkontribusi lebih besar kepada umat dan masyarakat,” jelas Muhammad Edwards untuk Muhammadiyah.or.id di tahun 2022.
MAC Alat Dakwah di Aussie
Dengan berdirinya Muhammadiyah Australia College, menjadi aset penting dakwah Muhammadiyah di tanah Aussie.
Meski mendapat berbagai kendala seperti pendanaan awal, penolakan beberapa masyarakat dan sulitnya regulasi, tetapi Muhammadiyah tetap gigih mendirikan sekolah ini. MAC akan menjadi aset amal usaha yang dapat memajukan masyarakat secara luas, terutama umat Islam dan warga Muhammadiyah. (*)
Penulis/editor Wildan Nanda Rahmatullah